Karena Bersyukur Saja Tidak Cukup

Saya sudah puas dengan hidup ini.

Hidup memang jauh lebih indah ketika kita bersyukur. Hati terasa nyaman, dan beban hidup hampir tak terasa.

Banyak orang bilang seperti itu ketika menasehati seseorang, akan tetapi kenyataannya??? Jauhh...

Ada kalanya ketika ingin mencoba untuk bersyukur, pasti ada saja hambatannya. Sifat alami manusia seperti rasa ingin memiliki masih sering muncul dan menggoda. Tidak pernah puas begitulah orang bilang.
Menyerah itu bukan jalan, via pixabay.com

Ada sebagian orang bilang bahwa sebagai manusia “kita jangan pernah cepat puas” demi menggapai apa yang diimpikan. Terus dikejar dan dikejar hingga tercapai.

Tapi sayangnya, hati manusia tidak sesimpel itu. 

Tak sedikit orang yang ingin buru-buru mengejar apa yang selama ini diimpikan, baik memiliki sesuatu yang bernilai materil, ataupun immateril sehingga malah jatuhnya memaksakan kehendak yang berhujung pada menghalalkan segala cara.

Apa yang seperti itu baik??

Jelas tidak.

Lalu, apa anggapan “Jangan pernah merasa puas” itu salah??

Jelas tidak juga. 

Semua sebenarnya tergantung seberapa kuat kita dalam menghadapi godaan. Hal ini bukanlah pasal bersyukur atau tidak, melainkan pasal urusan sabar-menyabar.

Jika manusia membutuhkan waktu proses, tenaga, serta uang untuk membangun sebuah rumah. 

Maka demikian juga kita. 

Dunia ini tidak ada yang instan. Sabar merupakan kunci awal, kemudian dilanjutkan dengan usaha yang selalu spesial di setiap aktivitas kita hari ini dan seterusnya.

Menunggu waktu yang tepat juga tidak perlu, karena waktu yang tepat itu yah sekarang, bukan nanti, besok, atau bulan depan.

Jika usaha dan sabar sudah dilakukan maka bersyukur kepada Tuhan YME dikala segala kondisi merupakan langkah selanjutnya. Selalu ingat!! Bahkan dalam kesedihan, atau penyesalan pun selalu ada hikmahnya.

Memang terdengar mudah, tapi niscaya tidak semudah seperti kedengarannya. Sabar, berusaha, dan bersyukur adalah suatu yang mudah dikatakan tapi sulit di tanam dalam jiwa.

Hati kita itu sebenarnya lemah, kita selalu mencari alasan-alasan untuk menunda-nunda sesuatu. Yang akhirnya berhujung pada penundaan dan tak jadi. Begitulah dilema manusia. Mengejar tapi tak mau berlari.

Selain itu,

Meninggalkan masa lalu juga penting, karena tidak ada yang perlu disalahkan atau disesali karena pada dasarnya hidup ini pilihan kita sendiri.

Tak perlu di depan orang, karena dari belakang pun kita bisa menonjol asalkan berupaya.

Jika terjatuh, pikirkan tentang usaha yang telah kita lakukan di jauh hari. Jangan biarkan mereka sia-sia. 

Serta jangan lupa bahagia. 

Selalu ingat bahwa pohon kecil yang bila dirawat dengan sekuat tenaga akan tumbuh dan berbuah ranum.

Sibayukun
Sibayukun Pria mochi yang suka bergalau, suka ngemil, suka ngedekem di kamar, suka ngegambar, suka melamun, dan kadang cheesy. Hahahah

Posting Komentar untuk "Karena Bersyukur Saja Tidak Cukup"