Produk Alam Terbarukan (Renewable Resources) sebagai Alternatif Pengganti Produk Minyak Bumi Saat Cadangan Minyak Bumi Berkurang
Daftar Isi
Artikel kemarin yang dimuat ialah tentang keberadaan
akan minyak bumi dan tahapan bagaimana minyak bumi diolah. Jika kita berpegang
teguh terhadap teori biogenetik yang dikemukakan oleh Mikhailo V. Lomonosov,
seorang ilmuan besar asal Rusia yang telah memberikan sebuah hipotesis mengenai
pembentukan minyak bumi pada tahun 1757. Dalam hipotesanya ia mengungkapkan bahwa
minyak bumi merupakan minyak yang berasal dari fosil mahkluk hidup yang
terkubur dibawah batuan dengan tekanan dan suhu yang luar biasa merubah fosil
tersebut menjadi minyak mentah yang dikenal sebagai minyak bumi. Menurut Lomonosov
pembentukan minyak bumi terjadi sangat lambat sehingga ia dan para ilmuan lain
memasukkan minyak bumi sebagai kategori bahan tak terbarukan (unrenewable
resource) bersama dengan batubara dan uranium. Sebenarnya ada 3 teori yang
membahas mengenai pembentukan minyak bumi, ketiganya memiliki dasar yang
berbeda, ada yang mengatakan bahwa minyak bumi terbuat dari bahan fosil sehingga
tidak dapat diperbarui, ada pula yang mengatakan minyak bumi terbuat dari bahan
anorganik seperti oksigen, nitrogen, karbon yang terbentuk menjadi minyak bumi
karena adanya aktivitas suatu bakteri. Ketiga teori ini akan saya bahas nanti
di artikel selanjutnya.
![]() |
Mobil Isi Bahan Bakar yang Merupakan Salah Satu Produk Minyak Bumi |
Dalam artikel ini saya masih berdasar kepada teori yang
dikemukakan oleh Lomonosov, 1757. Dimana minyak bumi terbentuk secara lambat
dan tidak sebanding dengan produksi/pengambilan minyak bumi oleh manusia. Sekarang
yang jadi pertanyaan adalah apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah
penggunaan minyak bumi dalam kehidupan manusia? Jawabannya adalah tidak ada, tidak ada segi upaya yang
dapat dilakukan oleh manusia dalam mencegah pemanfaatan minyak bumi sebagai
pemenuh kebutuhan hidup manusia. Mengapa? Karena kebiasaan kita dalam
menggantungkan kebutuhan hidup kepada minyak bumi ini, telah mencapai titik
dimana ketergantungan tersebut tidak dapat dihentikan. Produk minyak bumi
seperti plastik hitam/kresek, perabotan rumah tangga berbahan plastik seperti
ember, gelas, serta BBM yang pembuatannya mencapai 84% volume minyak bumi
merupakan secuil contoh produk yang dibuat berbahan dasar minyak bumi. Bisa dibayangkan
jika pemerintah Dunia mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan minyak bumi
adalah hal yang illegal. Bagaimana dengan nasib perusahaan yang telah lama
berdiri dalam sektor industri petrokimia, perminyakan, dll. Pasti akan terjadi
gejolak ekonomi dunia. Oleh sebab itu pencegahan pemanfaatan minyak bumi tidak
dapat dilakukan.
Lalu bagaimana jika cadangan minyak bumi habis? Berarti
kita harus menunggu hingga minyak bumi tersebut terbentuk kembali walaupun
waktu yang dibutuhkan sangat lama hingga puluhan tahun. Lalu bagaimana dengan
anak cucu kita?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut Tuhan masih
memberikan kita sebagai manusia akal untuk berpikir mengatasi masalah yang ada.
Lalu apa yang bisa dilakukan? Tahukah anda bahwa ada suatu bahan terbarukan
yang jumlahnya sangat banyak dan hanya sedikit yang dimanfaatkan. Apa itu?
yaitu biomassa, biomassa merupakan bahan organik yang berasal dari biologis
hidup seperti hewan dan tumbuhan, umumnya dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar pembuatan Bahan Bakar dan produk kimia lainnya. Berikut rekomendasinya :
1. Biomassa
Sebagai Bahan Dasar Energi
1. BioEtanol
![]() |
Pabrik Etanol dan Gula |
Biomassa seperti tongkol jagung, daun kering, kulit
singkong dan limbah tumbuhan lainnya merupakan bahan alam terbarukan yang
jumlahnya banyak dan belum termanfaatkan secara maksimal. Bahan biomassa tersebut
kaya akan polisakarida dimana polisakarida ini bisa dipecah menjadi
monomer-monomer gula/sakarida dan bisa diubah menjadi sebuah produk yang dapat
terbakar seperti Etanol melalui proses fermentasi dengan kultur bakteri saccaromyces sp.
2. BioGas
![]() |
Limbah Organik Sebagai Bahan Baku Biogas |
Biogas merupakan salah satu bahan bakar berbentuk
gas yang biasa digunakan sebagai alternatif pengganti gas LPG, atau sebagai
pembangkit listrik. Biogas ini merupakan produk gas mudah terbakar yang terbuat
dari bahan dasar kotoran manusia atau hewan, dan limbah organik. Biogas ini
dapat dibuat dengan memasukkan bahan utama seperti kotoran atau limbah organik
ke dalam sebuah silo kedap udara karena proses fermentasi biogas berjalan
secara anaerobik atau tanpa udara dengan melibatkan bakteri asetogenik (Pengasam)
dan Bakteri Metanogenik (Pembentuk metan). Kedua jenis bakteri ini akan
mengubah limbah organik menjadi biogas dengan kandungan utama berupa gas metana
(CH4) dan gas karbondioksida (CO2), yang selanjutnya dialirkan menuju sebuah
pembangkit listrik atau rumah-rumah untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Kedua produk tersebut merupakan produk yang dibuat
dari bahan alam terbarukan sebagai energi alternatif pengganti energi bahan
bakar. Lalu pertanyaan lainnya adalah bagaimana dengan produk plastik yang
terbuat dari polimer polietilen yang disintetis dari gas etil hasil pemecahan
nafta? Hal itu terdapat alternatif penggantinya, yaitu :
2. Biomassa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Plastik
1. Plastik Biodegradable
![]() |
Kantong Plastik, Produk Minyak Bumi yang sulit terdegradasi |
Teman kuliah saya Hesmita Wijayanti, 2015 bersama dengan
dosen Ibu Prima Astuti Handayani, S.T.,M.T dalam tugas akhirnya telah melakukan
penelitian tentang pembuatan film plastik dari biji durian. Prinsip dasar yang
digunakan adalah bahan dasar Pati yang terdapat pada biji durian tersebut. Sebelum
diolah biji durian harus melalui tahap persiapan seperti pengeringan,
penumbukan, dan proses ekstraksi tepung durian. Setelah itu dilanjutkan dengan
proses pembuatan film plastik dengan pencampuran bahan larutan kitosan 2% dan
gliserol. Dilanjutkan dengan proses pengovenan dengan suhu 45 derajat celcius,
kemudian dilakukan uji hasil. Terbukti bahwa film plastik yang dibuat memiliki
kuat tarik maksimal 1187,732 N/m^2 dan % elongasi sebesar 7,547 % dan
terdegradasi dengan waktu 15 hari oleh alam.
2. Plastik Polietilen/PE
Gas etilen dapat dipolimerisasi menjadi polietilen
yang merupakan dasar pembuatan produk plastik LDPE (Low Density Polyethylene),
LLDPE (Linier Low Density Polyethylene), dan HDPE (High Density Polyethylene).
Gas etilen biasa didapat dari sintesa pemecahan nafta yang diambil dari minyak
bumi. Faktanya etilen tak hanya dapat dibuat dari pemecahan nafta saja
melainkan ada alternatif penggunaan bahan alam terbarukan untuk menghasilkan
etilen yaitu dengan gas metana atau etanol. Etanol dan gas metana dapat
dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan etilen. Hal ini di rangkum dalam
jurnal penelitian Mohammad Nashikin, UI tentang “Alternatif Sintesis Etilen
sebagai Bahan Baku yang Terbarukan dengan Katalis Zeolit Alam”. Etanol yang
dapat dibuat secara fermentasi, memungkinkan untuk dibentuk menjadi sebuah
produk etilen yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilen. Hanya saja yang
menjadi kendala ialah dana produksi yang bisa menjadi tinggi dan proses
fermentasi yang umumnya memakan waktu yang lama serta kualitas yang belum
menyamakan kualitas produk berbahan dasar minyak bumi, sehingga perlu dilakukan
pengkajian dan penelitian ulang guna meningkatnya mutu dan proses produksi
skala besar.
Berikut merupakan beberapa dari sekian banyak cara
yang dapat dilakukan guna membuat beberapa alternatif produk yang berbahan
dasar alam. Tentunya metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan namun
hal itu tentu tak mengapa mengingat ilmu pengetahuan diatas segalanya.
Posting Komentar