Belanja Online itu Memang Mengasyikkan, Tapi Tetap Waspada ya Jangan Sampai Tertipu
siapa yang pernah atau sering belanja online? Pasti para
readers disini hampir semuanya pernah
belanja online. Bagi yang belum, icip-icip sekali belanja online yah tidak ada
salahnya. Buat pengalaman dan lihat perbandingan antara belanja online dan
belanja offline.
Di era zaman modern ini, telah berkembang banyak
sekali toko-toko online di Dunia seperti Amazon dan ebay. Sedangkan di
Indonesia itu sendiri, toko online telah mulai menarik perhatian hati dari para
masyarakat. Belanja di toko online memiliki daya tarik tersendiri bagi para
penikmatnya, karena tidak harus panas-panasan, dan juga tak harus tawar
menawar. Semua bisa dipilih sesuai dengan budget
yang dimiliki.
Admin wowcang sendiri lebih suka berbelanja online
bila dibandingkan dengan berbelanja offline, karena segala urusannya terasa lebih
mudah, karena tidak harus keluar rumah, dan panas-panasan selama perjalanan, belum
lagi langkanya barang yang mau dibeli. Melalui belanja online, wowcang jadi
bisa memesan barang sambil tiduran. Tinggal ketik produk, cari yang murah,
beli, transfer, dan voila barang
sampai di rumah dalam waktu 3 hari. Mudah kan??
Namun sayangnya, walau banyak sekali masyarakat yang
telah memanfaatkan dari fasilitas belanja online ini, masih ada banyak juga
masyarakat yang takut bila menggunakan fasilitas belanja online, mungkin karena
takut ditipu atau karena waktu yang dibutuhkan agar barang sampai di rumah agak
lama. Belum lagi jika ada kecacatan barang yang harus diretur, bisa jadi
prosesnya semakin lama.
Yah apapun itu motifnya, semua tergantung anda. Disini
saya tidak akan menggembor-gembor anda untuk lebih memilih belanja online,
karena itu semua merupakan hak anda.
Belanja online memang mengasyikan, tapi tetap saja
kita sebagai pembeli harus jeli dalam memilih produk yang ditawarkan dan jeli
dalam memilih penjualnya. Karena bisa jadi anda masuk kedalam jebakan batman para penjual nakal, mulai dari
produk palsu atau kena tipu seperti kasus teman saya yang hampir tertipu di
salah satu toko online terkenal di Indonesia.
Begini ceritanya
;
Sebut saja dia wiwit. Wanita berumur 21 tahun ini
berasal dari Kota Kudus dan saat ini beliau bekerja disalah satu perusahaan di
Semarang. Tepatnya pada tanggal 13 Desember 2015, wiwit mengirimi saya pesan WA
perihal niatnya untuk membeli TV 32’’ merk Samsung dengan harga 700 ratusan dan
free ongkir, sang penjual memang
mengaku barang BM makanya di jual dengan harga yang murah.
Namun karena wiwit meminta pendapat kepada saya,
otomatis saya bilang ke dia untuk tidak membelinya. Ada banyak pertimbangan
saya waktu itu, mulai dari penjual yang sama sekali tidak pernah menjual barang
apapun di toko online tersebut, harga yang meragukan (700 ribu buat harga TV),
hingga free ongkir (TV kan berat,
otomatis mahal lah ongkirnya).
Namun dia tetap kokoh pada pendiriannya, karena dia
saat itu sangat membutuhkan TV untuk hiburannya di kontrakan. #jomblo sihh
Yah apa boleh buat, berhubung disini saya hanya
dimintai saran, jadi pilihannya adalah hak si pembeli. Apalagi pengalaman dia
dan saya berbelanja di toko online tersebut tidak pernah mengecewakan.
Akhirnya dia membeli TV tersebut dengan harga 700
ribuan + free ongkir. Uang sudah terkirim ke rekening bersama milik toko online
tersebut, dan akan dikembalikan jika penjual tidak mengirimkan barangnya hingga
tanggal 17 Desember 2015.
Pada tanggal 14 Desember 2015 pukul 8 pagi, wiwit
dihubungi oleh si penjual. Dia bilang bahwa barang sudah dikirim, namun ada
kejanggalan pada saat itu, dimana notifikasi di toko online tersebut belum berubah menjadi status “barang dikirim”. Beliau
bermaksud untuk menelpon kembali nomor penjual, namun ternyata nomornya sedang
sibuk. Akhirnya beliau menunggu hingga siang hari.
Tepat pukul 1 Siang, wiwit dihubungi oleh seseorang
yang mengaku dari Badan Bea Cukai di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Bapak itu
berkata bahwa barang TV Samsung milik wiwit ditahan oleh pihak pengawas akibat
dari status BM barang tersebut. Beliau meminta wiwit untuk keterangan pajak
barang tersebut. Wiwit yang tidak tahu menauh urusan pajak merasa kebingungan. Karena
dia tidak memiliki surat-surat semacam itu.
Sang bapak bilang dengan lantang dan meyakinkan,
bahwa urusan seperti ini bisa dikenai pasal perundang-undangan, dan denda
sebesar 80 juta rupiah, kecuali jika wiwit ingin membuat surat pajak yang
dikenai biaya administrasi sebesar 3,5 juta rupiah. Bapak tersebut memberikan
waktu kepada wiwit hingga pukul 3 sore untuk memberikan surat-surat pajak
sebelum melaporkannya kepada pihak berwajib.
Wiwit pada saat itu merasa kebingungan, dan bertanya
kepada pamannya yang bekerja di Semarang. Sang paman bilang bahwa itu seperti
kasus penipuan, tapi sang paman juga tidak terlalu yakin, dan bersedia membantu
wiwit jika terjebak dalam urusan hukum.
Untuk menguatkan argumen sang paman, wiwit akhirnya
menelpon 2 temannya, yaitu saya, dan temannya yang berasal dari jurusan hukum. Pada
saat wiwit menelpon saya dan bercerita mengenai pengalamannya, saya terdiam dan
bingung, namun yang terlintas di kepala saya adalah ini merupakan modus
penipuan. Kenapa kami bisa menyimpulkan hal ini sebagai penipuan adalah :
1. Status barang yang belum berubah di toko online
tersebut, tidak susah hanya memasukkan nomor resi ke toko online tersebut.
2. Permintaan pengiriman menggunakan jasa JNE,
tetapi yang digunakan oleh penjual adalah Garuda Cargo. Hah?? Pasti mahal
banget, karena harus dikirm dari Jambi ke Semarang.
3. Si Agen Pajak menggunakan nomor ponsel pribadi
pada saat menelpon.
Setelah wiwit menelpon temannya, dia menelpon kembali
sang agen pajak. Wiwit bilang kepada agen bahwa ia bersedia untuk lanjut ke
proses hukum, karena dia yakin bahwa dia tidak bersalah.
Sang agen mulai mengintimidasi dengan ancaman
penjara dan berbagai denda. Wiwit yang kuat mental karena didikan oleh
organisasi pecinta alam menegaskan bahwa ia siap menghadapi apapun itu
masalahnya. Lalu sang bapak menutup telepon tersebut, wiwit kembali menghubungi
sang penjual dan kali ini aktif, wiwit bicara mengenai nomor resi pengiriman akan
tetapi sang penjual menapis karena nomor resi dipegang oleh bosnya, dan akan
segera menghubunginya pada saat telah ditemukan. Wiwit mengiyakan.
Akhirnya wiwit kembali bercerita dengan saya, lucu
pada saat itu mendengar cerita wiwit. Dengan candaan saya bilang ke dia, “makanya jangan tergoda barang murah, TV 700
ribu dibeli, untung kamu orangnya enggak mudah percaya, coba kalau orang lain
yang polos, bisa kelojotan dia ditelpon kaya gitu. Sebagus-bagusnya sistem
belanja online tetap saja harus jeli dalam memilih barang”
Pada tanggal 15 desember wiwit berniat untuk
menelpon agen tersebut, namun nomor tersebut tidak aktif, nomor penjual juga
tidak aktif. Tepat tanggal 17 desember, uang 700 ribu otomatis dikembalikan ke
rekening wiwit dan siap untuk dibelanjakan barang lain dan wiwit telah
melaporkan sang penjual kepada pihak toko online untuk diblokir. The End
Dalam melakukan transaksi belanja online, tentu kita
harus menjadi smartbuyer yang tidak
mudah tergoda barang murah yang melampaui harga aslinya, dan selalu melihat feedback yang telah diberikan oleh
pembeli sebelumnya. Jangan mudah percaya kepada orang yang notebenenya belum
dikenal, apalagi yang meminta untuk mengirim sejumlah uang dengan alasan pajak
atau biaya administrasi ke rekening pribadi.
Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman diatas
adalah lebih waspada dalam belanja online,
pastikan bahwa penjual, feedback, dan
toko online tersebut bisa dipercaya. Jangan mudah tergiur oleh barang murah
karena bisa jadi kualitas yang tidak sama, dan hindari pengiriman uang ke
rekening pribadi penjual.
Belanja online itu tidak menakutkan sebenarnya,
malah mereka ada untuk memudahkan para pembeli dalam membeli barang-barang yang
ia mau tanpa repot keluar rumah, namun tetap saja ada orang-orang jahat yang
tidak bertanggung jawab menggunakan kesempatan ini sebagai modus penipuan, dan
merusak nama baik dari belanja online.
Akhir kata, jadilah pembeli yang cerdas dan hindari
belanja barang BM sebagai wujud masyarakat berbakti kepada Negara. Terimakasih
Posting Komentar untuk "Belanja Online itu Memang Mengasyikkan, Tapi Tetap Waspada ya Jangan Sampai Tertipu"
Yukk.. Ngobrol!! Biar makin kenal๐