Kata Siapa Kota Cilegon Itu Hanya Kota Industri?
Daftar Isi
Sebagai Kota Industri, menjadikan Kota Cilegon lebih
dikenal oleh masyarakat sebagai Kota yang cocok dijadikan tujuan perantauan
selain Kota Besar lainnya seperti Jakarta dan Tangerang. Bagaimana tidak? di
Kota Cilegon ini berdiri banyak sekali perusahaan-perusahaan besar dan ternama,
mulai dari sektor perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia, kimia, jasa,
hingga pabrik produksi baja terbesar se-Asia Tenggara.
Hal inilah yang menurut saya membuat Kota Cilegon
lebih terasa perbedaannya bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Saya akui, akhir-akhir ini Kota Cilegon sangat
terasa lebih ramai, lebih panas, dan lebih sesak. Apalagi pada saat musim
kemarau tiba, kondisi pengap bisa menyerang kapan saja begitu matahari sudah
berada di atas kepala. Mungkin karena efek dari pemanasan global.
Walaupun demikian, tetap Kota ini merupakan Kota
dimana sejarah besar dalam hidupku terjadi satu demi satu. Tempat saya tumbuh,
dan tempat saya menemukan orang-orang spesial yang memiliki peran dalam hidup
saya.
Kota Cilegon memang Kota Industri, tapi tetap Kota
ini juga memiliki daya tarik bagi para pelancong untuk menikmati keindahan alam
di Kota ini, memang tidak banyak, tapi sudah cukup untuk membuat hati dan mata
puas.
Awalnya saya sendiri pun tidak percaya dengan keindahan
alam dalam Kota ini, mungkin karena hidup saya yang kurang piknik atau wisata
yang paling sering dikunjungi adalah laut yang membuat saya bosan dengan wisata
yang ada di Kota ini.
Namun semuanya berubah ketika saya pergi menjelajah
ke salah satu spot keindahan alam di
Kota ini yang dikenal sebagai “curug lawang”.
Semua pasti sudah tahu apa itu curug. Karena ada
banyak sekali curug yang tersebar hampir di seluruh Kota Indonesia. Semuanya
memiliki ciri khasnya masing-masing.
Karena saya disini adalah orang yang baru pertama
kali melihat curug, wajar jika dalam artikel ini saya terlihat seperti “bocah kampung”.
Sejak saya kuliah dulu, ada hobi baru yang muncul
dalam diri saya. Saya jadi lebih suka dengan suatu hal yang berhubungan dengan
aktivitas jelajah alam. Mungkin karena dulu waktu kuliah saya pernah diajak
muncak oleh teman-teman saya, dan tersadar bahwa alam Indonesia itu begitu
indah untuk dikunjungi.
Katakanlah gunung ungaran, gunung andong, gunung
prau, gunung sumbing, saya pernah menginjakkan kaki di tanah mereka, walaupun
di gunung sumbing tidak sampai puncak, tapi tetap hati terasa bangga.
Pengalaman pertama saya mengunjungi salah satu curug
membuat saya tersadar bahwa keindahan alam yang dapat dijelajahi bukan hanya
gunung semata. Yah, memang jika dibandingkan dengan gunung, pengalaman dan
pelajaran yang didapat dari mendaki gunung lebih banyak bila dibandingkan
dengan mengunjungi curug.
Tetapi, tetap mereka menawarkan masing-masing
sensasi yang berbeda.
Hari itu hari minggu, tepatnya tanggal 28 Desember
2015. Saya dan ke-lima teman saya mengunjungi salah satu curug di daerah
Kawasan wisata Anyer. Jalan yang ditempuh dari rumah kurang lebih 1 jam
perjalanan. Kami lebih memilih jalan pintas melewati daerah mancak, dimana
daerah ini memberikan sensasi pesona keindahan alamnya yang begitu mempesona.
Jalanan yang sepi, rindang, berkelok, dan menanjak menambah sensasi kami menuju
spot yang hendak kami tuju. Belum
lagi jalan menuju curug yang harus ditempuh dengan berjalan kaki selama 30
menit melewati belantara hutan yang rindang dan membuat tubuh basah kuyup
akibat derasnya keringat.
Kebayang jalan kaki jam 11 siang, hawa panas
menyerang tubuh. Belum lagi beban tubuh yang semakin membengkak akibat
kurangnya aktivitas sejak pasca kelulusan.
Namun, semuanya terbayar ketika mendengar suara
sayup-sayup derunya air yang jatuh. Curug lawang didepan mata, dengan pesona
yang ada. Mungkin bagi kalian yang sering mengunjungi curug, curug ini tidak
ada apa-apanya. Tapi bagi saya yang baru pertama kali mengunjungi curug, ini
adalah hal yang luar biasa. Bisa merasakan air alam secara langsung membuat
saya bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Tuhan.
Dan saya siap untuk mengunjungi curug lainnya yang
ada di Kota ini atau Kota lain.
Bagi saya capek di perjalanan adalah hal biasa,
karena saya yakin ini lebih bermanfaat bila dibandingkan dengan capek karena
berjalan di mall. Dengan mengunjungi alam setidaknya bisa membuat saya lebih
menghargai betapa pantasnya alam untuk dijaga.
Namun tetap saja, dari kunjungan alam yang pernah
saya jelajahi, tetap ada satu yang amat saya sesali, yaitu masih ada orang yang
gemar sekali meninggalkan sampah mereka di alam ini.
Apakah mereka tidak sadar bahwa sampah yang mereka
buang akan selalu disana dan mungkin bisa membuat pengaruh buruk bagi kondisi
alam. Membuang sampah di spot alam
seperti curug dan gunung tidak sama seperti membuang sampah di taman kota,
karena di alam, tidak ada petugas yang membersihkan sampah setiap harinya.
Hanya ada orang baik yang sadar yang akan melakukannya. Itupun jika ada.
Posting Komentar