Yang Kamu Rasa Ketika Menginjak Umur 22
Daftar Isi
Eeeehhh buset ini muka makin ganteng aja... #berkaca sambil megang pipi menggerayangi muka sendiri.. #LOL
Tiba-tiba......... deenggg sepi dan sunyi...... terpikir akan suatu hal yang sudah terjadi sangat cepat sekali.
Terdiam seakan tak percaya bahwa diriku sudah menyentuh umur 22 tahun.
Dimana umur segitu udah nggak bisa dibilang remaja lagi..
Dimana di umur segitu udah nggak bisa ngempeng duit dari emak lagi..
Dimana umur segitu udah nggak bisa jingkrakan kaya bocah lagi..
Dimana umur segitu udah nggak boleh jomblo lagi.. #eeehhhhh salah omong.. hahahah
Waktu sangat berjalan dengan cepat bagaikan mobil F1 yang melintas di arena balap. Tak terasa rasanya, sudah berdiri dengan tampang raut muka yang udah nggak unyu-unyu seperti dulu lagi. Satu per satu semua mulai menunjukan perubahan.
Baik sisi fisik, perasaan, orang terdekat, hingga lingkungan. Semua terasa berbeda. Amat berbeda.
Banyak yang ingin kukatakan pada diriku sendiri di umur segini, tapi tak tau mengapa rasanya pikiran tak ingin mengiyakan semuanya. Semuanya berubah terlalu signifikan dan spontan.
Hampir semuanya membuat mataku belalakan tak berdaya terlena akan perubahan yang terjadi. Kini hanya ada diriku dan hatiku yang masih berjuang demi masa yang cerah dan indah.
Banyak yang bilang bahwa umur 22 tahun itu merupakan fase baru dari proses beranjak kedewasaan. Kita akan sering melihat, merasa dan menghadapi bahwa sepertinya dunia sudah tak sepenuhnya berada disisi kita.
Masalah satu per satu baik perkara pekerjaan, keuangan, hubungan percintaan, dan perasaan yang tak terarah semakin sering muncul ditengah sepak terjang kehidupan umur 22 tahun yang sering membuat batin ini lelah membayangkan kapan semua akan berakhir.
Yah begitulah hidup di umur 22 menurut mereka yang telah melewati fase ini.
Mungkin karena kita sudah tak harus repot-repot berangkat ke sekolah setiap pagi atau harus berlarut dalam tugas yang super jengkelin karena nggak ada habis-habisnya.
Mungkin sejenak kita berpikir bahwa di umur 22 tanggung jawab tidaklah terlalu banyak seperti anak sekolahan atau kuliahan. Tapi sebenarnya semua berbalik, justru semakin naik umurmu semakin naik pula tanggung jawabmu.
Benar adanya jika umur 22 adalah kebebasan, kita bebas memilih apa yang kita mau. Karena sejatinya di umur segini kita sudah harus bisa menentukan kemana tubuh dan tenaga ini akan dibawa.
Mulai Sadar dan Terbiasa akan Punggung-punggung orang yang kita sayangi pergi menjauh
Daftar teman baikmu yang tadinya mengekor sampai ujung kakimu, kini semakin memendek listnya. Kamu akan sering kehilangan momen kebersamaan dengan para sahabatmu dulu dan akan sering menghabiskan waktumu sendiri hanya untuk sibuk bekerja dan memikirkan masa yang akan datang.
Tapi tenang, sahabat akan selalu menjadi bagian dari kenangan dalam sejarah hidupmu. Karena mereka lah adalah aspek yang turut andil dalam pembangunan pendewasaanmu.
Awal kisah perpisahan dan kehilangan pasti kita kaget, tapi setelahnya kita akan sadar dan terbiasa dengan punggung-punggung orang-orang yang kita cintai pergi menjauh atau kita yang menjadi punggung bagi sahabatmu sendiri.
Melamunin hal yang tak biasa menjadi kebiasaanmu
Mungkin dulu, kesepian bukanlah hal yang kita khawatirkan saat itu. Tapi kini, kesepian sepertinya menjadi masalah utama bagi kita. Kita akan sering ngelamun karena aktivitas keseharian yang monoton dan membosankan.
Hanya ada sedikit gelak tawa di tengah kegondokan yang menggerogoti si hati. Pikiran dan perasaan ini haus akan momen senang-senang bersama mereka. Tetapi hanya ada sedikit waktu yang bisa kita nikmati dan berharap semua tak cepat berlalu.
Tapi sekali lagi waktu yang seakan tak pernah peduli dan lewat begitu saja.
Kamu kadang akan bingung dan takut sendiri akan apa yang terjadi
Masalah baru satu per satu mulai menunjukan eksistensinya. Bahkan ada masalah dimana tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh kita.
Ketika hal berat datang dan menimpa, yang bisa kita lakukan hanyalah terdiam dengan muka pasi pucat karena bingung, kaget dan takut seakan tak percaya kenapa hal ini bisa menimpa diri sendiri.
Dan yang terpenting kali ini adalah kita harus menghadapinya semua sendiri. Hanya waktu yang akan membuat kita memahami dan terbiasa dengan semuanya
Karir adalah hal yang bakal kita phobiakan
Kerja apa??
Jadi apa??
Posisi apa??
Uang darimana??
Adalah beberapa contoh dari sekian jutaan pertanyaan yang melayang bebas di kepala.
Menjaga kestabilan finansial adalah fokus utama yang kita usahakan saat ini.
Kebingungan sudah pasti akan menjadi sepak terjangmu dalam memenuhi kebutuhan hidupmu.
Seketika kita malu dan ogah ketika mendengar ada orang yang lebih muda lebih sukses dari kita
Mungkin karena perasaan malu sama diri sendiri dan orang sekitar. Kadang kalanya melihat orang muda terkenal atau tetanggamu yang memiliki umur yang lebih muda tapi dia lebih sukses kadang berhasil membuat kita merenung dan menutup segala aktivitas sosial.
“Kenapa aku nggak bisa kaya dia yang muda tapi bisa sukses??” adalah kalimat pertanyaan yang kita coba urai.
Mencari kebenaran melalui peristiwa, kata-kata mutiara, atau sepenggal kisah nyata adalah menu keseharian kita
Masih memiliki isu kebingungan yang lain. apa yang dilakukan, apa yang diucapkan, apa yang di prinsipkan, apa yang diteguhkan. Apakah semuanya benar?? Atau malah kita yang keliru??
Kita mulai mencoba mencari pendukung dan kebenaran atas apa yang kita percayai selama ini. Intinya seperti memotivasi diri dan memperkuat diri untuk terus melakukan hal yang benar demi kesuksesan yang akan diraih.
Memiliki masalah dengan gaya hidup orang
Perang dingin hati sepertinya tak dapat terelakkan lagi. Kita mulai mengerutkan dahi melihat fenomena-fenomena orang sekitar yang bertingkah aneh seperti sok pintar, sok baik, carmuk atau memiliki pandangan atau prinsip hidup yang tak pernah terbayangkan sebelumnya seperti memaksakan kehidupan, keuangan atau segalanya demi sebuah pandangan.
Tanpa disadari kita mulai mengurusi hidup orang lain yang sama sekali tak memiliki hubungan dengan hidup kita. Kita mulai ngejudge, berkomentar, atau bahkan merumpi kehidupan mereka dengan orang lain.
Sekali lagi yang kita lakuin hanyalah untuk mempertahankan apa yang kita percayai selama ini adahal hal benar.
Susah membedakan kangen masa remaja atau bahagia karena sudah dewasa
Ada momen dimana masih pengen belum move on dari masa remaja sehingga masih ingin terus dipanggil mas atau dek atau apapun itu yang memiliki konotasi “masih muda”.
Tapi dibalik itu semua kita juga enjoy menikmati orang lain yang memanggil kita dengan sebutan “pak”.
Tergila-gila akan liburan ke suatu tempat
Sudah dewasa untuk pergi berpetualang ke banyak tempat membuat kamu rindu akan liburan. Ditambah dengan kerjaan yang segudang membuatmu ingin beranjak dari kota tempat kita tinggal pergi ke kota lain atau tempat lain untuk meregenerasi otak.
Mulai terpikir akan pasangan hidup
Umur 22 sejatinya sudah punya gambaran mau pasangan hidup seperti apa... tapi ini nggak usah terlalu dipaksain juga.
Yah begitulah kehidupan umur 22. Aneh. Tapi namanya juga bagian dari proses hidup. So yaudah jalanin aja.
be noticed : ada 8 tahun lagi menuju 30..
Caww terimakasih udah mampir dan baca tulisan nggak penting ini.. xoxo
Tiba-tiba......... deenggg sepi dan sunyi...... terpikir akan suatu hal yang sudah terjadi sangat cepat sekali.
Terdiam seakan tak percaya bahwa diriku sudah menyentuh umur 22 tahun.
Dimana umur segitu udah nggak bisa dibilang remaja lagi..
Dimana di umur segitu udah nggak bisa ngempeng duit dari emak lagi..
Dimana umur segitu udah nggak bisa jingkrakan kaya bocah lagi..
Dimana umur segitu udah nggak boleh jomblo lagi.. #eeehhhhh salah omong.. hahahah
Waktu sangat berjalan dengan cepat bagaikan mobil F1 yang melintas di arena balap. Tak terasa rasanya, sudah berdiri dengan tampang raut muka yang udah nggak unyu-unyu seperti dulu lagi. Satu per satu semua mulai menunjukan perubahan.
Baik sisi fisik, perasaan, orang terdekat, hingga lingkungan. Semua terasa berbeda. Amat berbeda.
Banyak yang ingin kukatakan pada diriku sendiri di umur segini, tapi tak tau mengapa rasanya pikiran tak ingin mengiyakan semuanya. Semuanya berubah terlalu signifikan dan spontan.
Hampir semuanya membuat mataku belalakan tak berdaya terlena akan perubahan yang terjadi. Kini hanya ada diriku dan hatiku yang masih berjuang demi masa yang cerah dan indah.
Banyak yang bilang bahwa umur 22 tahun itu merupakan fase baru dari proses beranjak kedewasaan. Kita akan sering melihat, merasa dan menghadapi bahwa sepertinya dunia sudah tak sepenuhnya berada disisi kita.
Masalah satu per satu baik perkara pekerjaan, keuangan, hubungan percintaan, dan perasaan yang tak terarah semakin sering muncul ditengah sepak terjang kehidupan umur 22 tahun yang sering membuat batin ini lelah membayangkan kapan semua akan berakhir.
yahh gitulah jadi orang dewasaaahhh.... hahaha via bintang.com |
“Say hello and welcome to 22...”Umur 22 memiliki makna unsur kebebasan
Mungkin karena kita sudah tak harus repot-repot berangkat ke sekolah setiap pagi atau harus berlarut dalam tugas yang super jengkelin karena nggak ada habis-habisnya.
Mungkin sejenak kita berpikir bahwa di umur 22 tanggung jawab tidaklah terlalu banyak seperti anak sekolahan atau kuliahan. Tapi sebenarnya semua berbalik, justru semakin naik umurmu semakin naik pula tanggung jawabmu.
Benar adanya jika umur 22 adalah kebebasan, kita bebas memilih apa yang kita mau. Karena sejatinya di umur segini kita sudah harus bisa menentukan kemana tubuh dan tenaga ini akan dibawa.
Mulai Sadar dan Terbiasa akan Punggung-punggung orang yang kita sayangi pergi menjauh
Daftar teman baikmu yang tadinya mengekor sampai ujung kakimu, kini semakin memendek listnya. Kamu akan sering kehilangan momen kebersamaan dengan para sahabatmu dulu dan akan sering menghabiskan waktumu sendiri hanya untuk sibuk bekerja dan memikirkan masa yang akan datang.
Tapi tenang, sahabat akan selalu menjadi bagian dari kenangan dalam sejarah hidupmu. Karena mereka lah adalah aspek yang turut andil dalam pembangunan pendewasaanmu.
Awal kisah perpisahan dan kehilangan pasti kita kaget, tapi setelahnya kita akan sadar dan terbiasa dengan punggung-punggung orang-orang yang kita cintai pergi menjauh atau kita yang menjadi punggung bagi sahabatmu sendiri.
Melamunin hal yang tak biasa menjadi kebiasaanmu
Mungkin dulu, kesepian bukanlah hal yang kita khawatirkan saat itu. Tapi kini, kesepian sepertinya menjadi masalah utama bagi kita. Kita akan sering ngelamun karena aktivitas keseharian yang monoton dan membosankan.
Hanya ada sedikit gelak tawa di tengah kegondokan yang menggerogoti si hati. Pikiran dan perasaan ini haus akan momen senang-senang bersama mereka. Tetapi hanya ada sedikit waktu yang bisa kita nikmati dan berharap semua tak cepat berlalu.
Tapi sekali lagi waktu yang seakan tak pernah peduli dan lewat begitu saja.
Kamu kadang akan bingung dan takut sendiri akan apa yang terjadi
Masalah baru satu per satu mulai menunjukan eksistensinya. Bahkan ada masalah dimana tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh kita.
Ketika hal berat datang dan menimpa, yang bisa kita lakukan hanyalah terdiam dengan muka pasi pucat karena bingung, kaget dan takut seakan tak percaya kenapa hal ini bisa menimpa diri sendiri.
Dan yang terpenting kali ini adalah kita harus menghadapinya semua sendiri. Hanya waktu yang akan membuat kita memahami dan terbiasa dengan semuanya
Karir adalah hal yang bakal kita phobiakan
Kerja apa??
Jadi apa??
Posisi apa??
Uang darimana??
Adalah beberapa contoh dari sekian jutaan pertanyaan yang melayang bebas di kepala.
Menjaga kestabilan finansial adalah fokus utama yang kita usahakan saat ini.
Kebingungan sudah pasti akan menjadi sepak terjangmu dalam memenuhi kebutuhan hidupmu.
Seketika kita malu dan ogah ketika mendengar ada orang yang lebih muda lebih sukses dari kita
Mungkin karena perasaan malu sama diri sendiri dan orang sekitar. Kadang kalanya melihat orang muda terkenal atau tetanggamu yang memiliki umur yang lebih muda tapi dia lebih sukses kadang berhasil membuat kita merenung dan menutup segala aktivitas sosial.
“Kenapa aku nggak bisa kaya dia yang muda tapi bisa sukses??” adalah kalimat pertanyaan yang kita coba urai.
Mencari kebenaran melalui peristiwa, kata-kata mutiara, atau sepenggal kisah nyata adalah menu keseharian kita
Masih memiliki isu kebingungan yang lain. apa yang dilakukan, apa yang diucapkan, apa yang di prinsipkan, apa yang diteguhkan. Apakah semuanya benar?? Atau malah kita yang keliru??
Kita mulai mencoba mencari pendukung dan kebenaran atas apa yang kita percayai selama ini. Intinya seperti memotivasi diri dan memperkuat diri untuk terus melakukan hal yang benar demi kesuksesan yang akan diraih.
Memiliki masalah dengan gaya hidup orang
Perang dingin hati sepertinya tak dapat terelakkan lagi. Kita mulai mengerutkan dahi melihat fenomena-fenomena orang sekitar yang bertingkah aneh seperti sok pintar, sok baik, carmuk atau memiliki pandangan atau prinsip hidup yang tak pernah terbayangkan sebelumnya seperti memaksakan kehidupan, keuangan atau segalanya demi sebuah pandangan.
Tanpa disadari kita mulai mengurusi hidup orang lain yang sama sekali tak memiliki hubungan dengan hidup kita. Kita mulai ngejudge, berkomentar, atau bahkan merumpi kehidupan mereka dengan orang lain.
Sekali lagi yang kita lakuin hanyalah untuk mempertahankan apa yang kita percayai selama ini adahal hal benar.
Susah membedakan kangen masa remaja atau bahagia karena sudah dewasa
Ada momen dimana masih pengen belum move on dari masa remaja sehingga masih ingin terus dipanggil mas atau dek atau apapun itu yang memiliki konotasi “masih muda”.
Tapi dibalik itu semua kita juga enjoy menikmati orang lain yang memanggil kita dengan sebutan “pak”.
Tergila-gila akan liburan ke suatu tempat
Sudah dewasa untuk pergi berpetualang ke banyak tempat membuat kamu rindu akan liburan. Ditambah dengan kerjaan yang segudang membuatmu ingin beranjak dari kota tempat kita tinggal pergi ke kota lain atau tempat lain untuk meregenerasi otak.
Mulai terpikir akan pasangan hidup
Umur 22 sejatinya sudah punya gambaran mau pasangan hidup seperti apa... tapi ini nggak usah terlalu dipaksain juga.
Yah begitulah kehidupan umur 22. Aneh. Tapi namanya juga bagian dari proses hidup. So yaudah jalanin aja.
be noticed : ada 8 tahun lagi menuju 30..
Caww terimakasih udah mampir dan baca tulisan nggak penting ini.. xoxo
#maininmusikcadas
Sepertinya, Mas Bayu sepertinya sedang merasakan hal yang serupa..hehe
usia 22 ini bener2 bikin perasaanku random banget. apalagi sadar kalau ternyata aku belum puny partner hidup. mau nyari pacar di usia segini kayaknya udah buakan perkara muda lagi. mau bilang pengen di ta'arufin, malu sama kelakuan yang masih kayak gini. hiiikks
beluuuummmm!!!!
paling sebel ditanya kapan lulus....
Cuy... gue lulusnya ya nanti kalo udah dinyatakan lulus sama universitasnya!!!!!! >_<
waktu berlalu cepet banget...
ngejalanin hari-hari sampe empot-empotan...
ya sama pas dua dua radak galau sama karir, kayak mulai nanya ke diri sedniri, eh temen mu uda ini loh, temenmu uda itu loh, dan aku masih belom apa2.
dan karena aku cewe yang di indonesia cewe kayak punya injury time buat nikah lebih galau daripada cowo. serius. di 22 aku sempet iri sama cowo, kenapa dia injury timenya lebih lama daripada coow. dan semakin tua semakin sebodo amat. Bahahahahahah
-M.
http://www.inklocita.com/2017/04/day-two-japan.html