Sesungguhnya Marah-marah itu Nggak Penting
Daftar Isi
Gue nggak ngerti sama orang yang punya tabiat gampang marah, gampang badmood, dan gampang menyebarkan aura-aura negatif di sekeliling kita yang lagi goodmood-goodmoodnya.
Gue juga nggak ngerti kenapa ada orang yang suka marah-marah dalam menghadapi suatu masalah apalagi ditambah marahnya itu nggak pada tempatnya. Seperti di depan umum atau di 'HT' yang jelas nggak cuma kita yang dengerin tapi semua khalayak.
Apa tujuan "dia" itu mau malu-maluin kita di depan umum..?? atau mencari sensasi demi perlindungan terhadap suatu tekanan pada diri orang itu???
Entahlah, yang jelas pemandangan seperti itu nggak gue suka..
Menurut buku yang gue baca. Karakter setiap orang itu terbentuk melalui pengaruh lingkungan tempat dia tumbuh dan konsep yang telah ia tanamkan sejak dulu. Seperti contoh konsep ketika seseorang menganggap bahwa berteriak adalah baik. Maka selanjutnya ia beranggapan bahwa berteriak itu baik, dan menjadi kebiasaan saat ia berbicara dengan orang lain, atau pasangan, atau bahkan orang tua dan anaknya sekalipun, beteriak sudah menjadi kebiasaan.
Dan pada akhirnya dia bakal menarik kesimpulan bahwa dengan berteriak dapat menyelesaikan semua masalah.
Padahal sebenarnya Nggak.
Gue nggak tau sama orang yang punya temperamen tinggi. Tapi, gue ngerasa kaya yang marah-marah itu seakan-akan malah kita yang harus ngertiin kondisinya dia.. Padahal seharusnya imbal balik kan??
Sekarang kita bicara dalam konsep suatu hirarki di perusahaan. Antara atasan dan bawahan.
Yah gue kerja di Pabrik, marah-memarahi udah jadi pemandangan hampir tiap hari di sini.. Kalian yang kerja pasti juga kan..
yah emang, marahnya nggak ke gue dan bukan karena kesalahan gue. Tapi, berhubung kejadiannya hampir tiap hari dan selalu terjadi di depan mata kepala gue sendiri. Batin gue yang suci ini terasa ternodai.. hahah
Jujur, gue berpendapat kaya "apa susahnya sih, kamu ngajak orang itu ke suatu ruangan terus diskusi bareng sampai dapat suatu kesepakatan biar nggak ada hati yang tergores??"
Bukannya di sekolah kita selalu di ajarkan untuk selalu bermusyawarah yah dalam menyelesaikan masalah..
Sekarang gini, orang itu kan beda-beda yah karakternya... yah okee kita ngerti kalau kamu itu atasan dan dapat mandat dari atasan juga. Mungkin tekanan yang diberikan oleh atasanmu itu juga tinggi makanya kamu mencoba untuk melampiaskan kepada kami. Tapi, apa perlu sampai sebegitunya??
Coba bayangin semisal di awal kita duduk bersama diskusi bareng, membahas yang jadi kendala seperti apa?? bagaimana kejadiannya?? bukankah itu lebih indah untuk dilihat daripada teriak sana sini ngebikin banyak hati pada dongkol. Yang ada bukan masalahnya selesai tapi malah nambah masalah.
Karena tiap orang itu berbeda, oke buat orang yang bisa memposisikan dirinya si segala situasi dan mengendalikan semua tekanan yang diberikan. Tapi kalau orang yang punya temperamen sama, apa iyah bakal ngangguk-ngangguk setelah kamu teriaki.??
Yang ada kalian malah saling meneriaki..
Sesungguhnya hidup jauh lebih indah dan tetram jika kita saling sapa, senyum, dan mampu mengendalikan amarah dan dituangkan dalam hal positif.
Gue guru, gue punya 5 anak murid yang gue kasihi. Selain gue belajar, gue juga selalu mencoba memberi nasihat terbaik kepada mereka yang masih terus tumbuh dan berkembang pikirannya.
Nggak cuma pelajaran mata pelajaran yang gue kasih ke mereka. Tapi juga ajaran bagaimana kita harus berperilaku layaknya manusia yang baik di Bumi ini.
Dan pada akhirnya dia bakal menarik kesimpulan bahwa dengan berteriak dapat menyelesaikan semua masalah.
Padahal sebenarnya Nggak.
Gue nggak tau sama orang yang punya temperamen tinggi. Tapi, gue ngerasa kaya yang marah-marah itu seakan-akan malah kita yang harus ngertiin kondisinya dia.. Padahal seharusnya imbal balik kan??
Sekarang kita bicara dalam konsep suatu hirarki di perusahaan. Antara atasan dan bawahan.
Yah gue kerja di Pabrik, marah-memarahi udah jadi pemandangan hampir tiap hari di sini.. Kalian yang kerja pasti juga kan..
yah emang, marahnya nggak ke gue dan bukan karena kesalahan gue. Tapi, berhubung kejadiannya hampir tiap hari dan selalu terjadi di depan mata kepala gue sendiri. Batin gue yang suci ini terasa ternodai.. hahah
Jujur, gue berpendapat kaya "apa susahnya sih, kamu ngajak orang itu ke suatu ruangan terus diskusi bareng sampai dapat suatu kesepakatan biar nggak ada hati yang tergores??"
Bukannya di sekolah kita selalu di ajarkan untuk selalu bermusyawarah yah dalam menyelesaikan masalah..
Sekarang gini, orang itu kan beda-beda yah karakternya... yah okee kita ngerti kalau kamu itu atasan dan dapat mandat dari atasan juga. Mungkin tekanan yang diberikan oleh atasanmu itu juga tinggi makanya kamu mencoba untuk melampiaskan kepada kami. Tapi, apa perlu sampai sebegitunya??
Coba bayangin semisal di awal kita duduk bersama diskusi bareng, membahas yang jadi kendala seperti apa?? bagaimana kejadiannya?? bukankah itu lebih indah untuk dilihat daripada teriak sana sini ngebikin banyak hati pada dongkol. Yang ada bukan masalahnya selesai tapi malah nambah masalah.
beri senyuman terbaikmu untuk mengawali harimu,,, via pixabay.com |
Yang ada kalian malah saling meneriaki..
Sesungguhnya hidup jauh lebih indah dan tetram jika kita saling sapa, senyum, dan mampu mengendalikan amarah dan dituangkan dalam hal positif.
Gue guru, gue punya 5 anak murid yang gue kasihi. Selain gue belajar, gue juga selalu mencoba memberi nasihat terbaik kepada mereka yang masih terus tumbuh dan berkembang pikirannya.
Nggak cuma pelajaran mata pelajaran yang gue kasih ke mereka. Tapi juga ajaran bagaimana kita harus berperilaku layaknya manusia yang baik di Bumi ini.
Apa-apa dan dikit-dikit hal kecil saja dibuat seperti suatu masalah besar.
Kadang terlintas di pikiran menghadapi orang dengan temperamental atau karakter orang seperti itu, apakah ada sesuatu yang salah dikepribadiannya ?.
Biasanya kalau pemarah ngga tau tempat itu karena kurang piknik, gampang stress, banyak tekanan. Kalau bukan dari alasan itu, bisa jadi karena dia ekspresif.