Alasan Buat Berhenti Mikirin Perkataan Orang
Tumbuh dewasa itu sulit. Selain karena ujian demi ujian hidup yang kadang terasa menyulitkan, hidup melawan gemuruh interaksi sosial juga kadang berhasil membuat kita merasa insecure.
Bukan apa-apa. Tapi coba geh pernah nggak kalian ngalamin...
Saat diragukan orang ketika yang lain diterima kerja setelah lulus SMK, dan kita malah lanjut kuliah.. Ada omongan "Buat apa masuk SMK kalau nggk langsung kerja."
Saat kita lulus kuliah dan tak punya pekerjaan hingga berbulan-bulan lamanya. "Ihh dia itu ngapain aja kok betah banget dirumah."
Saat sudah punya pekerjaan tetap tapi tak kunjung menikah "Si dia nih, umur udah tua tapi kok belum nikah-nikah, jadi kapan??"
Saat sudah menyandang status pernikahan, tetapi tak kunjung punya anak. "Kasian yah,, udah bertahun-tahun nikah tapi nggak punya anak. jangan-jangan mandul"
dan terus sebagainya seakan-akan kejadian di atas sudah menjadi standar pertanyaan yang terus orang-orang lain lemparkan. Padahal 'dia' si komentator tidak pernah mengetahui bagaimana prinsip hidupnya, bagaimana keras usahanya, bagaimana perasaan yang selama ini telah Ia pendam.
dan Yah,,, hidup bagaikan seperti kita yang menjalani, sedangkan orang lain sibuk berkomentar tanpa berkaca. Selalu seperti itu...
To be honest, its not nice to hear pertanyaan-pertanyaan seperti. 'Kapan?', 'kenapa?', 'kok bisa?' bukan karena kita nggak siap. Tapi lebih ke 'kita yang masih berusaha buat sampai ke sana'.
Well, cari penghasilan itu nggak gampang. Butuh perjuangan, dan waktunya itu bervariasi. Ada yang cepat, ada yang lama.
Begitu juga tentang pernikahan. Bukannya nggak mau, hanya prinsip setiap orang itu berbeda. 'Ada yang harus begini dulu', 'mau nyelesaiin sesuatu dulu'. Karena nikah itu bukan sesuatu yang mudah, dan diperlombakan. Nikah butuh komitmen juga toh??
dan soal anak. Siapa sih yang nggak mau punya anak. Lucu gitu kok!!
So, sulitkah untuk tidak mencampuri urusan orang lain..?
Karena mempertanyakan hal seperti itu bisa saja menyakiti perasaan si pendengar. Kita tidak tahu perjuangan yang telah dia lakukan, bagaimana jika dia sedang mengalami hal-hal yang sulit. Coba pikirkan jika kita yang berada diposisi mereka??
Lagipula pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak pernah membantu sama sekali.
Karena Anata wa anata, watashi wa watashi (Aku adalah aku, kamu adalah kamu) Kita beda dan nggak sama. Kehidupan yang kamu jalani, bukan berarti Aku harus melakukan hal yang sama.
Mind your own business, please
Buat kita-kita yang sedang berusaha sekuat tenaga. Terus semangat yah!! jangan gundah gulana hanya karena omongan orang.
Nggak bisa dipungkiri juga bahwa Kebiasaan Judging sudah menjadi ciri khas manusia. Banyak orang yang mendeclare bahwa dirinya bukanlah seseorang yang ngejudge orang lain dan memiliki prinsip "don't judge a book by its cover"
Hanya saja di dunia ini. Ada orang yang menyimpan penilaian untuk dirinya sendiri. Adapula yang mengumbar ke orang lain. Wajar sekali jika ada orang yang instan menilai kita. Tak perlu mempersulit hidup karena itu.
Yang terpenting Jangan Menyerah. dan ya, memang tidak semuanya berada dalam kontrol kita. Jadi, sering-sering intropeksi diri juga nggak kalah penting untuk kita yang lebih baik. Karena nggak semuanya omongan orang itu salah juga.
Kita harus bisa bedain mana yang kritik, saran dan mana yang hujatan.
Fin-Catatan khusus untuk diri sendiri.
Buatku pribadi ya, kalau aku ngga pernah gubris dan mikirin omongan 'miring' yang mampir ke kupingku selama aku ngga pernah berbuat menyalahi orang dan perkataan itu ngga kudengar langsung.
Kalau dengar langsung, biasanya aku juga cuekin kalau moodku lagi adem, tapi kalau lagi badmood aku balas wwkkk
Itulah pertanyaan paling populer di dunia. Juga pertanyaan yang sebenernya bikin yang ditanya sebel banget.
Saya juga masih suka mikirin kata orang, walaupun udah berusaha buat cuek tapi kok ya tetep dipikirin.
Memang sebaiknya kita nggak perlu terlalu memusingkan omongan orang. Tapi namapun manusia punya perasaan, akan selalu ada momen dimana kita kepikiran dan itu hal yang wajar. Yang terpenting kita berusaha kontrol emosi dan pikiran kita agar ke depannya kita bisa lebih bijaksana dalam menyikapinya. Lambat laun, berjalan dengan waktu, mungkin kita akan terlatih untuk bisa memilih mana hal yang penting untuk dipikirkan dan mana yang nggak 😂 semangat, mas. Semoga mas Bayu selalu dikelilingi oleh kebaikan dan orang-orang yang respect terhadap pilihan hidup mas 😍
Menurutku slow saja sih menanggapi hal seperti itu. Mungkin itu bentuk kepedulian mereka cuma agak rewel.😂
Benar padahal mereka nggak pernah tahu bagaimana kerasnya usaha kita mencapai cita-cita yang kriteria nya seperti pada umumnya. Tapi untuk mencapai kriteria ideal.nggak mudah sama sekali. Karena setiap orang punya jalan hidup yang berbeda-beda.
Jadi kalau kita mikirin omongan orang sampai kiamat pun nggak akan ada habisnya. Lebih baik nggak usah didengerin itu omongan-omongan yang negatif itu. Yang penting kita nggak merugikan orang lain.
Nggak usah menggubris omongan orang .Tetap semangat menjalani keseharian kita.
Karena bahagia terletak pada diri kita sendiri bukan pada orang lain.
Kenapa sih mereka sok peduli dg kita tapi ujungnya malah menyakitkan? Kl moodku lg oke sih bisa banget bodo amat, tp kl pas mood lg berantakan pengennya ngegetok mulut yg suka rese nanya2 hal yg bukan urusan dia
ketika ada yang nyinyir gue cuma bilang ano ang pinagsasabi mo? (Kamu bicara apa?)
aku gag ngerti wkwkwk
Tapi serius si semenjak belajar bahasa Tagalog klo ada orang nyinyir entah padaku atau pada orang lain, mindsetku kayak orang asing yang ada di Indonesia hehehehe
Btw saya juga kesel sih kalo udah mulai nanya-nanya kapan. Kek gak ada topik lain. Ya itu tadi kapan identik dengan pertanyaan kepo. Pengen tau urusan orang lain. Dihhh kesel yah jadinya, untung selalu sabar wkwk
Hanya perkataan sahabat dan suami, yg aku mau pertimbangkan. Selain itu, talk to my hand aja :p.
Orang2 toxic yg suka ngejudge apapun yg kita lakuin, rasanya ga pantes untuk diksh panggung biar dia makin hot ngejudgenya. Org begitu justru paling bener dicuekin. Malah kalo bisa dihadapin. Aku pernah tuh, ada sodara yg suka bgt kepo nanya, kapan punya anak2 lagi bla bla bla...
Waktu itu aku lg bad mood kali ya, jd dengan semangat lgs konfrontasiin dia :p. Aku tanya balik, apa dia mau biayain semua biaya dan sekalian tlg urus anakku sampe segitu ga sopannya nanya2 yg pribadi? Trus skakmat nya, aku suruh dia tanyain ke Yang DiAtas aja kapan bakal ksh aku anak lagi, Krn hal2 begitu bukan hak ku samasekali utk nentuin.
Efek sampingnya, hubunganku Ama tu sodara memburuk. Tapi jujur aku ga peduli. Malah seneng dia jd ga usil Ama urusan2 pribadi begitu :D.
Orang sekeliling seharusnya nggak nge-judge orang lain dalam pelbagai hal. Karna kita nggak tau apa sih yang orang itu lalui, gimana orang itu sudah berusaha.
Pernah juga ditanya sama bude pacaran udah berapa lama, jangan lama-lama pacaran, segera menikah... aku jawab aja sejarahnya Aristoteles.
Salah satu cara, saya nutup diri, isolasi sejak lama, jauh dari mereka. Sekarang saya sibuk banget dengan kegiatan sendiri...
Gw mah bukan ditanya lagi. Digosipin sama tetangga gw. Tapi dasar gw anaknya cuek gw mah bodo amat. Kalo ada yang ngomongin gw, biasanya gw kompor-komporin biar makin hits, wkwkwkwkwk.
Seneng aja gitu jadi artis dadakan walopun tingkat komplek. Mereka itu sebenernya ngefans, cuman gak mau mengakui. Buktinya segala kekurangan kita dia perhatiin. Apalagi kelebihan kita. Ya kan????
Wkwkwkwk