Guilty and Overthinking
Wednesday, January 27th 2021... Malam syahdu tak berbintang, hujan turun dengan suara gemuruh petir menyambar dari kejauhan, jam 11 malam gue rebahan dalam kamar tercintahhh.. heheh
Playlist hari ini BK13K starts from Drivers Licence by Olivia Rodrigo.
Dear Diary..... *Heyy maksudnya apa yah bay?? Pembukaannya kunaon mahiwal pisan euy? heheh*
Sebenarnya antara bingung mikirin judul nanti sama kalimat pembukanya mau gimana. hehe. Soalnya tulisan ini sepertinya bakalan mengorek-ngorek something in me yang udah bertapa alias ngendem menjadi kebiasaan "tidak baik" yang kalau boleh jujur gue struggling banget.
Mungkin bagi beberapa orang ini agak sepele sihh. Tapi buat gue ini bukan suatu hal yang simpel dan gue lagi berusaha banget dari dulu sampai sekarang.
"hmmm, tapi gue bingung harus mulai dari mana yah?? heheh"
Oke,, berawal dari pelajaran PPKN atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Gue dan kalian tentunya sebagai masyarakat sebangsa dan setanah air *Ceillah* sudah dari dulu lamanya kita mengenal yang namanya PPKN.
Salah satu mata ajar yang mengajarkan bagaimana kita sebaiknya berperilaku dalam kehidupan bersosial. Dalam PPKN kita selalu diarahkan untuk selalu peduli, menolong satu sama lain, tidak membeda-bedakan, dan yang paling penting adalah hidup saling mencintai antar sesama manusia dan hidup dalam kedamaian.
Semua poin yang diatas adalah sesuatu yang krusial buat kita semua untuk menciptakan ruang lingkup sosial yang Full No Hatred dan damai.
Melalui pelajaran PPKN inilah kemudian dikombinasikan dengan Pesan-pesan dan ajaran Orang Tua, serta Pelajaran Agama akhirnya terbentuklah sebuah pribadi dalam seorang Bayu. Pria mochi yang kini 'terjebak' dalam Ombak Kehidupan dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Hal pertama yang perlu gue tekankan adalah No!! I don't hate this life and I don't hate myself as well. Karena gue bersyukur atas segala karunia yang Tuhan telah berikan ke gue dan keluarga gue. Walaupun kadang hidup memang tak seindah Senja. Tapi tak apa memang begitu cara kerjanya bukan??
Beberapa tahun ke belakang sejak tahun 2016 mungkin. Gue mulai notice sesuatu hal yang ada di diri gue. Gue merasa ini adalah suatu kelebihan gue namun satu sisi ternyata ini juga merupakan kelemahan gue. *Lohh kok gitu??*
Izinkanlah gue bercerita tentang satu kisah nyata yang jujur gue sendiri bingung kenapa gue bisa gitu.
Jadi begini, Waktu itu tempat gue bekerja baru saja membentuk group-group baru menjadi 3 group.
Ada Group A, B, dan C. dan gue masuk dalam grup B *Sebenarnya ini bagian yang nggak penting sih.. heheh* Tapi biar yang baca bisa lebih mengerti dengan kondisinya, so why not!!
Di Pabrik, kerjaan utama divisi gue itu terbagi menjadi 3 area. Pulpit, Online, dan Offline. Satu tim kita terdiri dari 9 orang dalam divisi yang bernama Rolling dengan skema bagian Pulpit 1 orang, Offline 2 Orang, dan Online 6 orang.
Sejak awal pembagian 3 group, sebenarnya gue sangat menyayangkan akan satu hal yaitu bagian Pulpit. Pulpit itu area kontrol dengan komputer dan program-program untuk menjalankan suatu produksi. Tentunya ini menjadikan Area pulpit sebagai area krusial karena tanpa adanya orang di pulpit. Proses produksi itu nggak bisa jalan sama sekali. Nah, kenapa disini gue kecewa??
Hal itu karena saat awal-awal pabrik belum produksi. Training pulpit hanya dilakukan untuk 3 orang. Dan saat kita sudah siap setelah menjalani pelatihan intensif 5 bulan lamanya. Pihak manajemen langsung memberikan keputusan untuk pembagian menjadi 3 group.
Naasnya karena terkesan buru-buru. Masing-masing group hanya memiliki satu orang yang telah di training untuk bekerja di area pulpit tanpa adanya back up. Kebayang dong gimana susahnya kita buat istirahat atau sekedar buang air kalau produksi lagi jalan. hhmmm
Mungkin hal ini terjadi karena satu sisi Pihak Manajemen sedang digencet oleh permintaan para pemegang saham untuk segera melakukan produksi dengan kondisi full state. Jadi, mereka menginstruksikan agar kita yang memberikan ajaran kepada rekan lainnya untuk menjadi Orang Pulpit agar ada back up.
Padahal proses untuk menjadi orang pulpit itu nggak singkat. Butuh berbulan-bulan lamanya biar terbiasa, berani, dan tepat saat mengambil keputusan. Karena kalau sudah masalah, tentunya produksi harus tersendat bisa sampai berjam-jam lamanya tergantung masalahnya.
"Wahh ribet banget sih?? Emang Kerjaan pulpit itu gimana??" Kalian wondering tentang ini nggak?? Hehehe
Jadi, gue kan kerja di pabrik pembuatan Baja Konstruksi. Bahan baku kita itu balok besi persegi berukuran sisi 15 cm dengan panjang balok 12 meter. Naah balok besi yang sudah dipanaskan kurang lebih 1000 C selanjutnya di giles dengan mesin yang terbagi menjadi 18 mesin yang saling berhubungan. Tugas seorang pulpit adalah menjaga agar tegangan masing-masing mesin itu ideal nggak terlalu narik atau loyo.
Karena kalau terlalu narik, besi panas itu bisa putus dan atau kalau terlalu loyo itu bisa ngondoy.. hahahahah *Ya ampun bay bahasanya...* Yah ibarat kata mah kaya karet lah. Karet kan kalau ditarik tegang mengecil gitu kan terus putus??
Tuh kan ceritanya malah jadinya kepanjangan.... Maaf yah.. Kalau sudah buat bingung. Mba Eno khususnya.. heheh
Nah, setelah pembagian 3 group. Gue yang saat itu bertugas menjadi Orang pulpit di group B langsung memilih satu rekan untuk belajar menjadi orang pulpit dengan target 6 bulan sudah bisa gue tinggal ke bawah (Online/offline).
Hingga sesuatu hal terjadi...
Jadi, singkat cerita di suatu hari Jam 8 malam di Awal Tahun 2020. Bokap gue jatuh sakit. Omongannya ngelindur nggak jelas, jalannya sempoyongan dan akhirnya beliau ambruk di kamar. Jujur pas itu gue bingung dan takut banget. Karena saat ditensi itu tekanan darah bokap 200/150 which is ini tinggi banget mengingat tekanan darah normal itu kisaran 120/80. Saat itu, Gue ketakutan setengah mati khawatir bokap gue kena Stroke. Akhirnya gue bawa bokap ke IGD Puskesmas terdekat.
Di saat yang bersamaan. Saat itu gue sedang jadwal shift malam. Jam kerja mulai jam 10 malam dengan jadwal produksi S10. Produk yang terkenal susahnya bukan main karena dia itu produknya kecil yaitu berukuran 1 cm tapi kecepatan lajunya itu setara 60 km/jam. Jadi, kalau dilihat itu besinya berasa whussh-whussh cepat.
Dikarenakan saat itu orang back up pulpit belum siap untuk megang S10, gue langsung memberi kabar ke Leader gue dan Orang pulpit lain di grup C untuk ketersediaannya menggantikan posisi gue. Tapi nggak tau kenapa rekan gue itu di telponin, di WAin itu nggak respon-respon.
Sontak Gue bingung dong. Terus Leader gue yang kaya "Yaudah bay nggak papa, Bayu ngurus bapak aja dulu. Ini yang dipabrik biar jadi urusan kita!!"
Pas gue baca isi pesan kaya gitu. Jujur gue nggak bisa ngomong apa-apa sih...
Gue duduk termenung sama kakak gue ngeliatin pintu putih berharap dokter keluar membawa kabar baik sambil megangin HP.
Terus ada WA masuk :
"Bay, sorri.. Bokap gimana keadaannya?? Gue masih di Anyer. Iyah gue bisa bay. Tapi butuh waktu kesananya sekitar 2 jam. Jadi, mungkin produksi mundur dari jam target..." Isi pesan balasan teman gue.
Perasaan gue sedikit lega begitu baca isi pesan teman gue. Beberapa menit kemudian Dokter keluar :
"Pak Bayu, kemungkinan beliau bakalan di rujuk ke RSUD. Tapi Alhamdulillah kondisi beliau sudah tertangani. Sekarang tinggal menunggu tekanan darahnya menurun kemudian kita pindahkan ke RSUD. Kemungkinan nanti jam 1 atau jam 2 malam" Ucap Dokter.
"Ya Allah Terimakasih...." ucap gue dalam hati lega.
Sangat disayangkan. Begitu mendengar hal itu, otak gue mengirimkan sebuah ide yang gila.
Sebuah ide yang mengajak gue buat "Pergi ke pabrik untuk menjalankan produksi hingga teman gue datang..."
Tanpa pikir panjang.... Gue langsung berkata :
"Mba tunggu disini kalau ada apa-apa kabarin bayu yah...!!"
Muka Mba gue langsung kebingungan sambil bilang "Iyah Dek..."
Terus gue berangkat ke pabrik dan tiba di sana jam setengah 11 malam yang disambut dengan muka-muka teman-teman kerja gue yang melongo kebingungan.
"Ayo pak kalau mau produksi..." Ucap gue begitu masuk area pabrik yang ngedapetin teman-teman lainnya sedang persiapan.
Singkat cerita, Produksi mulai jam 10:45 malam. Alhamdulillah produksi S10 waktu itu berjalan lancar hingga akhirnya teman gue datang dari anyer dan mengambil posisi. Sekitar jam 1 malam gue izin pulang.
Selama perjalanan ke Puskesmas. Otak gue berasa berkecamuk. Didalamnya mereka seperti saling melempar argumen dan pembelaan dalam satu momen. Iyah gue nggak habis pikir kenapa gue bisa melakukan hal seperti itu. Terus bertanya-tanya sebenarnya prioritas lu tuh apa sih?? Apakah yang gue lakukan itu adalah hal yang tepat?? Kenapa sih kok nggak bisa fokus ke keluarga aja!!
Sejak dari dulu. masalah Overthinking, dan Perasaan bersalah alias nggak enakan sepertinya sudah mendarah daging dalam kebiasaan gue.
Parahnya lagi bahkan terjadi pada sesuatu yang was never said or heard!! alias yang belum pasti. Otak gue tuh bakalan selalu berasumsi semisal ada sesuatu yang menurut gue salah.
Kaya contoh baru-baru ini.. Gue sakit Radang Paru-paru yang jelas kata dokter harus bedrest 3 minggu even I have Surat dokternya tapi gue malah tetap maksain buat bekerja karena gue nggak enakan soalnya di tim kita itu orangnya sudah kurang karena beberapa ada positif covid.
Gue sadar sih kalau ini bukan sesuatu yang bisa gue banggakan, Tetapi gue binggung kenapa malah bisa sampai melakukan hal itu.
Alih-alih malah jadinya boomerang sendiri ke gue. Akhirnya apa?? Pemulihan sakit gue berlangsung lebih lama.
Dan momen-momen dipaksakan lainnya yang pernah terjadi karena gue yang sangking nggak enakan dan cenderung Overthinking.
Gue sering cerita kebiasaan ini ke teman-teman gue. Beberapa dari mereka malah bilang "Lohh bagus donk bay.. Lu'nya jadi lebih peduli..." dan beberapa juga ada yang bilang "Yahh pentingin diri sendiri aja bay, nggak usah mikirin apa kata orang.. as simple as that!!"
Lahh, wong yang belum tentu benar-benar kejadian aja gue mikirin, gimana yang benar-benar kejadian coba?? huhuhu *sad*
*Jujur, gue nulis ini berasa kaya ada yang berkecamuk dalam badan sambil senyum-senyum sendiri. Sepertinya hati dan otak saling lempar argumen.. Argumen antara Perasaan dan Logika sepertinya.. hahahah :D
Yah apapun itu. Intinya gue super nggak enakan dan cenderung Overthinking. Dan gue struggle banget buat mengatasi ini. Even gue sampai baca banyak buku tentang Self Improvement seperti buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" Karya Bapak Mark Manson dan buku-buku lainnya macam "The Real Happiness" karya Jebel Firdaus sampai buku "Andai Esok Aku Tiada" Karya Ibnu Kasiman dan buku-buku lainnya, bahkan gue sampai latihan ngomong sendiri di depan kaca buat bilang "Maaf, Nggak bisa.." heheh
Dengan begini gue berharap bisa menemukan sebuah titik pencerahan maybe.
Wish me luck yah guys... Sampai saat ini gue memang masih berperang oleh perasaan sendiri. Yah Nikmatin sajalah...
Apakah hal yang seperti ini tandanya gue belum mengenal diri gue sepenuhnya?? Kalau menurut kalian gimana??
Dan, hal lainnya gue pengen bisa main musik kaya gitar atau piano. *Jomplang banget narasinya bay!!* wkwkwk
Ada banyak metode Self Healing yang biasa dilakukan oleh orang-orang. Kalau gue jujur, menggambar sih salah satunya. Semisal hari itu lagi ruwet dan besoknya libur. Biasanya gue setel lagu dikamar sambil menggambar dan itu bisa bertahan sampai pagi bahkan. O.o
Btw, Gue abis beli gitar bekas dari teman gue dan gue nggak tau cara mainnya gimana. hehe. Tapi ini lagi belajar dari internet.. Semoga belajarnya lancar dan nggak stop di tengah di jalan yah.*Nasihat diri sendiri* Biar bisa ngebawain instrumen "Butterfly fly away" karya Milley Cyrus.
***
Tulisan ini merupakan bentuk partisipasi CR Challenge yang diadakan oleh Blogger Kondang Mba Eno. heheh :D. Harapan gue semoga kedepannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sebenarnya, gue khawatir ini OOT dari Tema yang ditentukan dan gue baru nyadarnya pas udah selesai nulis. But I think It's Okay... Karena pembelaan gue sih ini kan masuknya softskill.. Hahaha. *maksa.
Buat semuanya jaga kesehatan yah... Be happy... Akhir kata ini ada poster simpel yang gue bikin singkat dari quote yang gue temuin di google.. hehehe Gue gambar ini pas sebelum gue mulai nulis ini..
Sekarang sudah jam 2 Pagi.. Lagu yang berputar saat ini lagu Be Kind by Marshmello and Halsey.
Yah artinya seperti itulah... heheh |
* tanggung jawab pada pekerjaan, wajib.. bagaimanapun kita dibayar untuk itu dan rasa itu memang harus ada
* tanggung jawab kepada orangtua dan keluarga, wajib juga.. tidak perlu dibantah
Kadang orang suka sekali meletakkannya pada dua kutub yang berseberangan dan dipertentangkan, dijadikan sebuah dilema. Padahal, tidak selalu harus demikian.
Kalau memang ada jalan memenuhi tanggung jawab terhadap keduanya, ya kenapa harus memilih? Bukan berarti tidak sayang keluarga, tetapi imbas kalau tanggungjawab terhadap pekerjaan tidak terpenuhi bisa berujung pada keluarga juga.
Iya kan?
Saya pernah berada dalam posisi Bayu kok, ketika anggota keluarga di RS, dan saya berangkat ke kantor dari rumah sakit, pulang ganti baju, ke rumah sakit lagi. Selama beberapa hari begitu. Agak kacau jadwal ngantor tetapi tetap diusahakan jalan.
Kalau saya jeleknya, setelah mengambil keputusan begitu, saya jalani saja. Hahaha.. nggak mau mikir macem-macem. Udah capek ngurus sana-sini, nambah mikir macem-macem, bisa sakit gue.. hahaha Apalagi mikirin apa kata orang, ogah ahh.. haha tambah capek.
Cuma, kalau dalam cerita Bayu, ada baiknya ditambahkan satu faktor lagi. Itu yang sudah saya sebutkan di atas, "Sayangi diri sendiri". Bagaimanapun, daya tahan tubuh kita juga terbatas. Keinginan kita untuk memenuhi tanggung jawab itu sebenarnya ada konsekuensinya, yang tidak terlihat.
Kondisi fisik dan mental kita akan tergerus kalau tidak dikasih waktu untuk istirahat. Itu juga berbahaya..hahaha Ini harus dikompromikan juga, karena kalau dikau tumbang, efeknya juga banyak. (Soalnya pernah tumbang juga saya karena kecapean dan banyak pikiran)
Jadi, sayangi diri sendiri juga ya Bay.. Dengan tidak overthinking (ngurangin beban pikiran), sedikit relaksasi, dan punya me time. Karena hal itu akan membantu kita menjalankan tanggung jawab.
Iya nggak sih?
Aku ada saran yang boleh dipakai boleh enggak, channel dr. Jiemi Ardian, Sp. KJ di Youtube bisa ditonton untuk meredakan kebisingan pikiran. Sejauh ini di aku mempan sih meredakan overthinking. Semoga bekerja juga ke Mas Bayu.
Aku setuju dengan menggambar bisa dijadikan sarana healing heheheh rasanya lega nggak sih habis corat-coret. :p
Cerita kamu ketika akhirnya sempet sakit ngingetin aku sama kisahnya Mas Ruby di You Do You book. Salah satu net worth yang sangat penting adalah kesehatan. I couldn't agree more. Mau kayak apa juga kalau kita nggak sehat dan sakit-sakitanya, efeknya bakal panjang dan beruntut ke aspek yang lain.
So jangan lupa me time, penuhi gizi harian, kalau perlu nambah suplemen, biar nge-boost imunnya juga. Kalau sehat jiwa, raga, dan akal sehat, apa yang kamu lakukan pun lebih nendang dan nggak perlu milih kalau kamu yakin bisa melakukannya. Best of luck Bay!
Iyah Aku sadar nek kemarin sakit bukan cuma perihal faktor cuaca sih.. emnk bulan desember sama januari itu berat banget.. Target kerjaan utama, UAS kuliah.. hahah.. sama tagihan pembayaran kuliah.. 😇😆
Aminn.. Terimakasih buat doanya juga Mba..
Gak semua hal harus dipikirin terlalu jauh, kalau terlampau jauh memikirkannya yang ada malah stress kak, dan masalah bukannya selesai bisa jadi malah nambah. Aku juga setuju sama kak Anton, kita perlu menyayangi diri kita sendiri, terkadang kita suka lupa sama keadaan diri sendiri ya, dan sampe jatuh sakit.
Walau begitu semoga kak Bayu bisa mewujudkan harapan kak Bayu di masa akan datang dan sehat selalu kak!! 👍🏻💪
Akhirnya kusarankan untuk menyempatkan diri sesibuk apapun di tempat kerjaannya.
Nah mas Bayu juga begitu sebaiknya.
Masalah overthinking dan rasa guilty ini kayaknya dirasakan oleh banyak orang. Saya pada usia mas Bayu pun pernah mengalaminya, terlalu overthinking, kawatir begini dan begitu padahal belum kejadian 😂 Dan itu membuat saya jadi lepas kontrol dan hilang kendali pada diri saya. Hhhhhh ~ by the way, menurut saya, fokus pada kesehatan kita itu penting apalagi mas Bayu sudah terang-terangan dibilang dokter perlu bedrest sampai tiga minggu 🙈
I wish ke depannya, jika hal ini terulang, mas Bayu bisa lebih wise untuk memilih fokus pada diri mas Bayu dulu, karena sehat itu utama, badan itu yang bisa urus hanya mas Bayu seorang jangan sampai rusak dan kenapa-napa. Lagipula dengan sehat, kinerja akan jauh lebih baik, mas. Hehehehe. Ada kan tuh satu quote yang agak nyentil, "Kalau kita sakit, atau kenapa-napa, company bisa dengan mudahnya cari pengganti kita." -- jadi jangan sampai mas Bayu jalani hidup yang nggak balance hanya karena overthinking dan guilty feeling 😁
Semoga ke depannya, perasaan ini bisa hilang, berjalan dengan waktu, ketika usia bertambah, mas akan pelan-pelan memahami apa yang menjadi prioritas hidup mas 😍 Semangat selalu mas Bayu dan terima kasih sudah berbagi cerita 🥳
Makanya aku benci cara latihan seperti itu. Tapj di satu sisi, dengan keterbatasn orang itu cara yang paling cepet ya mas :)
Susah memang bersikap masa bodo. Kadang kita ga enakan. Sesekali aku msh begitu, terlebih Ama orang yg baik ke aku. Tapj kalo orangnya aku anggab nyebelin, aku LBH gampang bersikap ga peduli :p.
Aku rasa kalau kasus kerjaan, ini bukan sebuah overthinking atau tidak bisa bilang tidak. Hidup memang pilihan. Kalau mas Bayu sudah memilih, itu pasti sudah yang terbaik saat itu. Nggak usah dipikirin lagi. Untuk kebaikanmu sendiri 😊
Aku juga pernah di posisi itu. Kalau aku nggak datang ke kantor aku juga kepikiran. Di rumah sakit malah nggak fokus. Toh ada kakak yg menunggui ayah. Lain soal kalau ayah nggak ada yg menunggui lalu mas Bayu tinggal ke kantor. Tapi saya yakin kalau keadaannya demikian, pilihan mas Bayu akan berbeda. 😊
Untuk standar orang lain mungkin mas Bayu dinilai baik atau lemah, tapi sebaiknya mas Bayu pakai standar sendiri saja. Percaya bahwa keputusan yang kamu ambil sudah yg terbaik, gak usah disesali dan dipertanyakan. Kalau semua bisa kita kerjakan tanpa harus memilih salah satu, kenapa tidak? 😊
Menurut saya bukan overthinking sih tp sebagai bentuk tanggung jawab dan mendahulukan kepentingan orang banyak. Dan menurut saya, apapun hasilnya, kita sudah berusaha melakukan yg terbaik yg kita bisa.
Semoga bapak diberi kesehatan selalu. Aamiin YRA
#malahcurhat bhahahaha
Cerita Mas Bayu di atas familiar sekali karena saya pun pernah ada di posisi yang sama. Tapi saya setuju dengan Mas Anton tentang sayang diri sendiri dulu yang utama (dan sejujurnya ini yang terlintas di kepala sewaktu baca bagian Mas Bayu jatuh sakit tapi memaksakan bekerja). Kalau boleh jujur, sebetulnya nggak ada yang bisa dibanggakan juga kalau kita sakit-sakitan tapi tetap maksa kerja, yang ada pekerjaan kita nggak produktif :D memang sulit sih ya untuk say no, kesannya kok egois. Tapi percaya deh, kalau kita sayang dengan diri sendiri, secara nggak langsung kita memberikan value pada orang lain kalau kita tuh bukan yang sembarangan dengan kesehatan diri. Kalau kita sehat, pasti pekerjaan juga lancar (:
Wah bukunya Bang Manson disebutkan lagi di sini setelah Pipit menyebutkannya juga hahaha. Semoga dapat pencerahan melalui buku-buku yang udah dipersiapkan Mas Bayu ya! Dan semoga Bapak juga sehat-sehat selalu. Semangat, Mas Bay! 😁
Btw, Be Kind-nya Halsey memang enak <3
hoho
gilaaaaaaak...tiyap mampir ke sindang aku disuguhkan pengetahuan baru yang mana selalu menarik karena that's way aku jadi sedikit tahu bagaimana sistim produksi di pabrik besi yang ternyata sangatlah menarique
bayu mah percis ma suami aku...dia juga gitu orangnya...waktu itu bapak mertua ya lagi gerah stroke tapi pikiran masih bisa nyabang nyabang ke kerjaan..wara wiri..telpan telpun soale emang bawahannya kalau ga dimentor doi dulu kadang suka blom engeh kerjanya gimana gimana gitu..jadi pas ngurus pak mer sakit...ya tetep walau judule cuti e lha kok tetep kerjaan angel ditinggal gitu loh...huhh..
Gue juga punya gitar dan gak tau cara maininnya, sempet belajar beberapa waktu, dan akhirnya berenti karena tangan gue kapalan, hahaha.
Healing time gue ngelukis sihh
nggak enakan dan kadang overthinking. bisa dibilang hampir selalu menghampiri
tapi sekarang aku berusaha untuk nggak overthinking meskipun kesannya kayak "wes nggak ngurus", tapi kalau terlalu cuek juga nggak baik. Serba bingung akutu
memang susah kadang untuk mengucapkan kata penolakan, dan ujung ujungnya memenuhi permintaan orang lain karena merasa nggak enak
sebagai anak kalau mendengar kabar orang tua pasti akan kepikiran dan kerja jadi nggak tenang. alhamdulilah udah membaik ya
Di sana kan banyak diajarkan propaganda dari tokoh tokoh dan kepentingan tertentu #ehhh
O yaa, semangat untuk mas Bayu. Aku jg kadang orangya ga enakan sih. Tapi yaaa, dikit dikit sedang coba dilawan rasa seperti itu
tapi sejak GERD makin parah dan konsultasi ke psikiater akhirnya udah bisa ngurangi
emang sulit mas kalau udah kebiasaan dan memang jadi ciri khas kita
tapi kalau kebawa terus kita yang malah sengsara akhirnya
biasanya saya liat YT psikiater kayak dr jiemi buat ngurangi ini mas
atau channel kayak menjadi manusia dan satu persen
banyak kok bahasan overthingking di sana
btw semoga ayah mas bayu sehat sehat ya
Jujur ya, mas Bay ...
Aku tuh dulu pas remaja sempat punya 'kelakuan' overthinking. Apa2 dibuat dicemasin dulu ... mikirnya gaje duluan.
Tapi lama2 aku sadar sendirinya kalau pikiran seperti itu ngga baik buat mental dan kesehatan.
So, sekarang ini kubawa enjoy saja ngadepin keseharian hidup.
Tetap harus balance .. meski mikir kerjaan tapi harus mikirin kesehatan mas Bayu juga apalagi disuruh dokter bedrest . Perusahaan mah kalau ada karyawan yang sakit bisa main ngeluarkan. jangan sampai itu terjadi. harus mikirin diri sendiri juga untuk kebaikan mas Bayu sendiri. Oke good luck .
Sampe akhirnya saya ngeliat seorang rekan kerja baru yang bisa menghargai dirinya sendiri, tau apa yang harus dilakukan dengan kekuatan dan kelemahannya, tau mana baik atau mana yang bisa merugikannya karena dengan tegas dia bisa menolak atau menerima, loveselfnya memang terlihat egois, tapi saya bisa menangkap makna sikap sebenarnya. Kalo kita sendiri gak menghargai dan menyayangi diri sendiri, apalagi orang lain, kita dianggap remeh, jadi sasaran empuk mereka-mereka yang malas bertanggung jawab atau yang mau enaknya sendiri.
Kalo overthinking, justru malah munculnya setelah berkeluarga, saat kita mulai punya rasa tanggung jawab terhadap orang-orang yang kita sayangi. Menurut saya overthinking boleh saja asal ada batasnya, tapi tujuannya hanya sebagai pemikiran untuk mencegah dan mencari tau cara menanggulangi hal-hal buruk dari berbagai kemungkinan. Dan sayangnya tanggung jawab kita itulah yang membuat kita jadi guilty, kenapa? pertanggungjawaban itu tidak bisa kita lakukan karena saat itu kita sedang tidak berdaya sama sekali, dan ini juga masih terjadi pada saya. Jadi saya juga masih berusaha sampai hari ini 😅😂
Dan menggambar itu juga jadi self healing yang bagus untuk saya juga 😂 karena selama gak ngeblog kerjaan saya gitu aja, nyicilin stressnya bisa berkurang sedikit-sedikit hahaha..
Ganbatte Mas Bayu, dan untuk saya juga 😂😁
Makanya pas baca buku Mark Manson, suami aku ngerasa itu ternyata udah dia praktekkan. Sedangkan aku sama kaya mas bayu, masih coba untuk struggle dg itu. Semangat buat kita, semoga kita bs lebih baik kedepannya 😆
cerita warna warni kehidupan...asik asik mendebarkan....
Have a wonderful day
Nggak enakan.
Over thinking.
apalagi ketika masih remaja dan single dulu.
Sering banget saya semacam dimanfaatin orang karena perasaan itu.
Tapi seiring waktu, saya bisa bebas dari nggak enakan itu, bukan jadi tega, tapi karena sekarang nggak pernah ketemu orang, membatasi komunikasi.
Terpaksa, karena udah nggak bisa sebebas dulu.
Lah ternyata, bertahun berlalu, saya baru sadar, kalau nggak enakan itu ada manfaatnya dong, saya mau nulis ini di blog ah :D