Kepergian yang Tersayang
The reason why I wrote this, is because....
Gue pengen punya sesuatu as a reminder maybe, bahwa gue pernah berada di posisi ini dan mungkin bisa jadi salah satu A day to Remember sekaligus pembelajaran khususnya buat gue pribadi.
Kisah tentang peristiwa yang berlangsung sangat cepat, bahkan terlalu cepat!!! yang benar-benar memukul gue layaknya seperti palu yang menghantam keras kepala gue.
Gue nggak tau apa yang terjadi tapi gue ingat betul hari itu, tepatnya tanggal 4 Maret 2021 di mana rumah hanya ada gue sama bokap.
Hari itu adalah jadwal gue libur. Kegiatan liburan gue nggak pernah jauh dari kegiatan menggambar, atau ngeblog di dalam kamar. Sungguh, gue sama sekali nggak ada pikiran apa-apa karena hari itu berjalan seperti biasanya.
Gue turun dari kamar jam 7 pagi. Di bawah seperti biasa ada bokap dengan sajian TV khas Indosiar kegemaran beliau.
Biasanya percakapan selalu gue mulai dengan "Hari ini mau makan apa???"
Yah semenjak Ibu tiada, dan Mba ikut dengan suaminya. Urusan rumah kami atur bersama dengan dibantu oleh Mba Yani yang datang setiap hari untuk membantu beberes rumah dan bantu ngurusin bapak semisal gue pergi bekerja.
Bokap memang sudah sakit sejak lama. Sejak awal tahun 2020 gejalanya sering muncul dan datang bergantian. Sudah lebih dari 6 kali sejak sakit pertama, beliau bolak-balik dirawat di rumah sakit di era pandemi seperti ini.
Tapi gue masih ingat betul akan semangat beliau yang selalu berupaya tersenyum di hadapan gue.
Gue sebagai anak bungsu, sekaligus yang terdekat selalu berupaya untuk kesembuhan beliau. Yah walaupun gue tahu penyakit beliau bukanlah sesuatu yang bisa secara ajaib sembuh. Tapi gue percaya bahwa mukzizat itu nyata. Jadi gue sama bapak selalu berusaha dari segala sisi, mulai dari pengobatan modern hingga tradisional. Dan gue rasa cara itu berhasil.. Gue bisa merasakan perkembangan beliau seiring waktu berjalan.
Sepanjang akhir tahun 2020 gue merasa kesehatan beliau semakin membaik. Catatan dari dokter pun baik. Bahkan beliau sudah bisa melakukan kegiatan seperti biasanya. Gue sebagai anak hanya selalu mengingatkan untuk tidak terlalu capek dan mengontrol pola makan beliau. At least apa yang disarankan sama dokter sebisa mungkin selalu gue ingat dan gue lakukan.
Tapi semua yang terjadi di tanggal 4 maret kemarin itu pukulan terberat buat gue. Semuanya terjadi secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba.
Gue sama sekali nggak pernah kepikiran kalau akan terjadi seperti ini. Karena Pagi itu, kita masih ngobrol seperti biasa, Bahkan gue masih bisa tertawa dengan candaan pertanyaan yang sering beliau tanyakan "Kapan Nikah, Dekk??" yang sering banget gue jawab "Kalau nggak sabtu yah minggu!!" sambil meletin lidah.
Yah, gue bisa merasakan kalau sudah lama beliau mengharapkan gue untuk segera menikah. Mungkin beliau sudah tahu kalau waktunya sudah dekat, dan beliau khawatir dengan kondisi gue yang selalu sesak nafas ini tidak ada yang mengurusi. Tapi sudah lama gue selalu bilang ke beliau buat nggak usah pusing mikirin itu. Toh jodoh nggak akan kemana dan Bayu pasti menikah suatu saat nanti...
Hari itu berjalan seperti biasanya. Kita makan pagi dan siang bersama. Ngurusin pohon bersama, nguras kolam ikan bersama hingga siang menjelang. Bahkan gue sempat lihat beliau istirahat tidur siang di kamarnya.
Tapi tiba-tiba di sore harinya sekitar jam 6 sore, beliau mengeluh kalau kepalanya sakit. Gue tensi pun tekanan darahnya biasa. Normal. Hasil Oximeter pun biasa.
Kemudian gue suruh beliau untuk istirahat dan minum obat....
Selesai Solat Magrib, gue pun kembali ke kamar beliau. Gue melihat beliau sedang terduduk di atas kasur. Gue tanyakan keadaan beliau. Tetapi jawaban beliau yang bikin seluruh badan gue gemetar.
Beliau bertanya ke gue "Kamu siapa???"
Jujur, Pertanyaan itu yang membuat seluruh badan gue terdiam dan gemetar.. Awalnya gue sempat mengira kalau beliau sedang bercanda, mengingat gue sama beliau yang memang hobinya selalu bercanda. Tapi melihat dari pandangan matanya, gue bisa tahu ada sesuatu yang salah.
Gue bingung sebingung-bingungnya... Gue langsung berlari ke tetangga samping rumah untuk meminta bantuan.
Saat itu omongan beliau sudah mulai ngelantur. Topiknya mulai nggak jelas dan nggak nyambung.
Di depan rumah, gue melihat tetangga-tetangga gue mulai berdatangan.. Gue sama Om Iwan pun buru-buru pergi ke rumah sakit.
Selama di perjalanan gue memeluk erat beliau, bahkan sentuhan tangannya yang dingin masih terasa hingga sekarang.
Di Rumah Sakit beliau sudah tidak sadarkan diri. Dari mulutnya pun sudah keluar busa. Selama sakit, gue belum pernah melihat keadaan bokap seperti ini. Beliau akhirnya dibawa masuk ke UGD rumah sakit, dan satu jam setelahnya gue dapat kabar kalau beliau sudah pergi untuk selama-lamanya...
Saat mendengar itu, Mulut gue membisu. Hati gue berontak seakan tidak percaya. Om Iwan langsung berlari memeluk gue erat, gue berontak dan menangis sekencang-kencangnya hingga semua pandangan terasa gelap.
Saat terbangun, Gue mendapati diri gue di sebuah ruangan dengan selang yang menempel di hidung. Kata Om Iwan gue pingsan, dan mengalami kesulitan bernafas. Gue hanya terdiam kaku dan berharap kalau semua ini hanyalah mimpi.
Tapi Takdir sudah berkata....
Pandemi memperparah semuanya. Prosedur harus dilakukan termasuk Tes PCR ke Almarhum dan gue. Mbak gue saat itu memang sudah 4 hari yang lalu kami diberi kabar kalau dia dan suaminya positif Covid. Jadi dia sedang menjalani isolasi mandiri.
Gue nggak tau bagaimana perasaan dia saat begitu mendapati kabar duka dan nggak bisa hadir di tengah-tengah prosesi terakhir, bahkan hingga sekarang pun gue belum bertemu dengan Mbak gue dan suaminya.
Jadi sejak awal semua urusan dibantu oleh tetangga gue...
Keluarga besar dari Jawa tiba lusa harinya. Karena Pandemi harapan bisa memakamkan beliau di samping Ibu tercinta di Magelang harus pupus.
Bagaimana keadaan gue???
Gue menghabiskan waktu di kamar seharian setiap hari. Gue bisa melihat setiap wajah yang hadir untuk menjenguk gue yang selalu disusul dengan tepukan tangan di bahu gue. I Can't say anything, only smile a bit..
Gue menutup hati ini dalam-dalam. HP sama sekali nggak gue pegang. Setiap malam gue kunci pintu kamar mencoba menahan untuk nggak meratapi kepergian beliau.
Setiap pagi gue turun ke bawah mencoba untuk memalsukan setiap senyuman kepada mereka sudara-saudara gue. Sebuah upaya untuk menunjukan kalau gue nggak papa. Karena jujur, Gue mengharapkan mereka semua untuk pergi. I don't know why.... Gue hanya ingin sendiri saat itu..
Hingga akhirnya hari ke-8 mereka izin ke gue untuk berpamitan pulang. Yah, walaupun sebelumnya mereka bertanya ke gue "Apakah nggak papa meninggalkan gue seorang diri di rumah??"
Awalnya gue berpikir kalau kepulangan mereka bisa membawa ketenangan ke gue. Tapi ternyata gue salah, The Darkness came and took over..
Suasana sepi yang menyelimuti rumah malah semakin menjerumuskan gue untuk berlarut-larut ke dalam kesedihan. Gue terus-terusan menyalahi diri gue seandainya gue bisa bergerak cepat saat itu. Gue mencoba mencari sesuatu sebagai pengalihan dan penghiburan diri. Tapi ternyata nggak ada satupun yang berhasil...
Gue bahkan masih ingat kejadian gila di suatu malam, sewaktu gue duduk di amben di teras atas. Dengan pandangan kosong dan video youtube yang berputar tanpa suara yang sama sekali nggak gue tonton. Gue nekat untuk menghisap rokok yang jelas-jelas bakal ngebuat asma gue kambuh.
Gue menyakiti diri gue sendiri dengan membiarkan sesak nafas yang gue rasakan dengan dalih agar bisa merasakan sakit yang lebih. Hingga akhirnya sisi waras gue hadir dan memaksa gue untuk mengambil inhaler... Kemudian gue tertidur di amben teras hingga pagi menjelang.
Gue nggak mengerti apa yang terjadi sama gue. Gue benar-benar Lost dan seperti orang gila. Mood gue naik-turun. Tapi yang jelas gue merasa apa yang gue lakukan ini salah.. Akhirnya gue memberanikan diri untuk konsultasi ke ahli. Ibu Wardiah namanya. Beliau merupakan psikolog yang gue pilih secara random. She and her magic words yang akhirnya membuka hati gue perlahan..
Gue mulai kembali ke realita. Mencoba mensyukuri sisa-sisa yang gue punya..
Sepertinya Tuhan mengerti apa yang gue butuhkan, Ada satu kejadian yang benar-benar mengejutkan terjadi yang membuat gue semakin bersyukur dan tersadar ternyata masih banyak orang sekitar yang peduli sama gue.
Sewaktu gue tertidur di kamar gue. Betapa kagetnya gue mendapati pintu kamar arah ke jemuran digedor seseorang jam 8 pagi. Saat itu, gue bingung bukan main. Antara takut ada maling atau apa, karena posisi kamar gue ada di lantai 2. Tapi pas gue intip dari jendela, gue kaget banget..
Toni, salah satu sahabat kuliah gue berdiri di balik pintu. Dia rela datang jauh dari Jakarta dan manjat pohon jambu rumah kosong sebelah rumah gue, melintasi tembok berduri buat masuk ke teras atas rumah gue.
Sewaktu gue tanya, dia marah-marah sambil nempelengin kepala gue karena udah ngacangin pesan yang ternyata dia sama si Andre udah kirim sejak tanggal 4 kemarin... Rupanya mereka khawatir karena nggak biasanya gue nggak balas pesan.
Tapi gue bersyukur kehadiran merekalah yang membawa gue balik ke realita. Mereka nemenin gue selama 3 hari hingga hari pertama kerja gue tiba...
Kegiatan kita hanya dihabiskan dirumah saja. Namatin serial WandaVision yang temanya kebetulan sama tentang seseorang yang bisa gila dalam menghadapi sebuah Griefing.
Gue akhirnya sadar kalau sekarang beliau sudah berada di tempat yang terbaik, bahkan lebih baik kondisinya bila dibandingkan gue.. Hidup harus tetap berjalan, kepergian seseorang yang kita cintai bukanlah sebuah akhir.
Yes, you can cry about it... Please, Take your time but don't forget you have someone that actually cares about you.. Tell them that you need them because this too shall pass...
Terimakasih gue ucapkan buat semuanya...
Memang kepergian orang tercinta selalu memukul hati mas Bayu, yang sabar ya.
Aku juga akhir-akhir ini jarang ngeblog karena lagi sibuk mengurus orang tua. Memang benar karena korona ini semuanya jadi kacau balau, orang sakit disana diperiksa secara ketat.
Ikut sedih ya mas Bayu.. biar gimana, kepergian orang tua itu pasti selalu berat kita rasain. Aku ngerti banget. Apalagi kalo udh inget ketika mereka masih sehat dan msh bisa ngejagain kita.
Tapi memang yg namanya jodoh, rezeki dan maut, itu udh hak prerogatifnya yg Maha Kuasa. Seberat apapun kita ngerasain nya, ga ada yg bisa dilakuin lagi. Ga ada yg bisa disalahkan, Krn semua udh tertulis di takdir. Yg kuat ya mas :). Berat pasti... Tapi pelan2 pasti bisa ngelewatin nya... Bersyukur kamu juga dikelilingi temen2 yg mau jauh2 datang kayak Toni :)
Kesedihan itu akan selalu ada di hati dan kita akan hidup dengan semua kenangan itu. Berat, yap sangat.
Tapi, saya yakin mas akan bisa melewatinya.
Saya tidak bisa menghibur banyak karena kata apapun tidak akan pernah ada yang bisa mengobati rasa kehilangan. Saya tahu persis itu. Tetapi, saya belajar kalau waktu nanti yang akan menyembuhkannya.
So, berikan waktu untuk hati dan diri menata kembali yang porak poranda yah. Tidak perlu merasa bersalah untuk bersedih, tetapi jangan lupa juga tugas sebagai manusia kita belum selesai.
Ingat sajah, You'll never walk alone.
Tulisan ini dalem banget. Bikin saya bener2 nyadar, kalau apapun bisa terjadi tanpa notifikasi.
Btw, tanpa saya sadari hari sabtu minggu lalu saya kirim proyek postcrossing kita, mohon maaf kalau isinya mungkin kurang patut untuk kondisi mas bayu saat ini.
I don't thing I can say any good thing to soothe you, because nobody can be in someone else's shoe no matter what. But, I really hope you can overcome this storm. God never puts someone in a difficult condition beyond his/her capacity and He will make you stronger for sure. InsyaAllah 🤲
Sepaham sama Mas Anton, kata-kata hiburan apapun ga bakal cukup buat ngobatin rasa kehilangannya Mas Bayu, but I believe time will heal 😊
Aduh maafin ga sengaja baca convo-nya Mas Bayu dan sahabat-sahabatnya di atas, tapi kerasa hangatnya. Memang di masa-masa kesepian gini, punya sahabat baik tuh berasa anugerah sendiri yaa... 😊
Beruntung sekali punya teman-teman yang perhatian dan ada disaat kita lagi down seperti temen-temennya Bayu.
Jadi teringat waktu ada salah seorang teman yang sedang berduka. Saya gak tau gimana menghiburnya. Saya cuma terpikir ngajak temen saya itu ke tempat yang kita bisa diam tanpa perlu ngomong untuk waktu lama, yang penting dia gak merasa sendiri ada saya disitu. Dan begitu aja berulang-ulang setiap saya ngajak jalan sampe dia bosan sendiri 😂.
Dan Time is not healing menurut saya, tapi waktu yang merampas kesedihan kita dengan kesibukan. Ketika kita mulai sangat merindukan orang yang telah meninggalkan kita maka luka itu akan terbuka lagi. Tapi saat itu kita sudah bisa menerima bahwa apapun ketentuan-Nya adalah keputusan yang terbaik untuk Bayu dan khususnya bagi mereka yang telah pergi
yang tabah mas bayu ya, pasti berat. tetep semangat
Semoga almarhum.papanya mas Bayu diterima semua amal ibadahnya, dan ditempatkan di sisi yang paling baik di sisi Allah SWT. Mas Bayu nggak perlu merasa bersalah sebagai anak mas Bayu selama ini sudah merawat alm papa nya dengan semaksumal mungkin. Ini semuanya sudah takdir Allah, bahwa sudah saatnya alm.papanya mas Bayu dipanggil kembali ke pangkuanAllah. Di sana alm papa nya sudah bertemu dengan alm mamanya mas Bayu.. mereka sudah bahagia di sana...Mas Bayu harus kuat dan tegar, Tugas mas Bayu sudah selesai Sekarang tidak ada yang lebih baik selain selalu mendoakan kedua orang tua nya.
Beruntung mas Bayu masih punya sahabat-sahabat yang baik dan perhatuan seperti Toni. Berusaha sering ketemuan sama Toni biar merasa terhibur .
Tetap semangka eh semangat ya mas Bayu..
Jaga kesehatan selalu...
My deep condolence for you ya mas Bay, semoga dalam kondisi apapun mas Bayu selalu diberikan kekuatan, ketabahan, dan kesehatan yg berlimpah. Ikut bersyukur rasanya bisa dipertemukan dengan sahabat yg betul-betul caring🤧
I believe no matter what happen in the future, the pain will heal itself. Pokok'e semangat, mas Bayu!!🔥💪🏻
ikut sedih dan berduka ya bayu. Tapi insyaAlloh bapak sudah berada di tempat terbaik di sisiNya. Mba mbul juga abis balik dari kampung ngurus 40 harian kakungnya bocahku mninggal pertengahan januari.februari baru rampung 40harian...
mudah mudahan bayu bisa segera dapat jodoh juga seperti apa keinginan bapak ya...amin...
speechless cuma bisa komen begini deh aku...insyaAlloh kuat ya bay...banyak teman teman yang sayang sama dirimu. Semangat!
tapi saya salut ke Bayu berusaha sekuat tenaga tetap tegar dan bertemu dengan psikolog
semoga tetap kuat ya mas dan sehat selalu..
Aku pun turut bahagia liat percakapan duo sahabat Bayu yang begitu perhatian sama Bayu. Support you to keep strong and sane :)
akhir kata *ceileh akhir kata uda kaya lagi pidato ya 🤣 semoga Bayu dan keluarga tetap sehat dan semoga Bayu bisa segera dapat pendamping yang bisa lewati hari-hari bersama. Amin. :)
BTW BTW selamat ya ipknya mantep pol!! Apalagi nilai Fisika paling tinggi sekelas? Wow wow. Kalo aku jadi temen sekelas Bayu, pasti aku celetukin "wah si outliner yang bikin distribusi nilai jadi tinggi. huft huft" 😜