Tes Kesehatan Memang Tidak Boleh Dianggap Sepele, Tapi Tidak Juga Boleh Dianggap Berlebihan

Salah satu tes seleksi kerja dari serangkaian tes kerja yang ada bisa membuat kamu galau terus-terusan jika kamu gagal melewati tes ini. Tes apakah itu?

Itu adalah tes MCU (Medical Check Up) atau tes kesehatan. Tes ini merupakan tahap tes yang paling akhir, sehingga akan terasa gondok atau menyesal jika tidak lulus tes ini. Tes ini diadakan tak lain dengan tujuan untuk mengetahui seberapa sehat kamu. Jadi jika kamu tidak sehat, so you’re going to kiss goodbye your dream job. :’(

Ada berbagai alasan kenapa kamu harus terhenti di tahap ini. Bisa jadi karena kamu tidak memenuhi kualifikasi fisik yang telah ditentukan oleh standar perusahaan seperti buta warna atau obesitas, atau bisa jadi karena kamu menganggap tes MCU ini secara berlebihan.

Minum susu walaupun baik, tapi jika berlebihan justru tidak sehat. via pixabay.com
Apakah kalian tahu apa yang saya maksud dengan kalimat terakhir diatas?

Jika tidak, maka teruskan baca...!!

Faktanya nggak sedikit orang, ketika dia mendapatkan sebuah info bahwa dia dinyatakan lulus ke tahap MCU. Maka mereka akan cenderung mencari tahu mengenai tips dan trik yang bisa dilakukan agar lulus tes ini.

Padahal logikanya tes kesehatan tidak sama dengan tes wawancara yang bisa kamu cari tahu bagaimana jawaban yang seharusnya. Tes kesehatan akan selalu berdasarkan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap kamu, jadi you cannot fake that. Yah walaupun ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan seperti rumor minum soda susu yang katanya bisa menutupi lubang paru-paru bagi perokok.

Tapi bagi kamu yang sudah menjalani hidup sehat sejak lama, nggak perlu khawatir kok!! Justru seharusnya malah lebih rileks dan melakukan apa yang disarankan oleh panitia, seperti jika disuruh puasa maka puasa, jangan malah nggak!

Tapi sayangnya ada saja beberapa orang yang menganggap terlalu serius dari tes MCU ini. Mungkin sangking karena mau diterima, jadi mereka rela melakukan apapun demi lolos tahap tes ini. Sehingga akhirnya malah jadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Seperti contoh kisah seorang pencari kerja yang hampir saja terhenti langkahnya di tes MCU.
Baca Juga : Tips dan Trik Dalam Menghadapi Tes Kesehatan
Jadi begini ceritanya, alkisah ada seorang pencari kerja yang sudah lama sekali menganggur. Tak banyak panggilan tes yang memanggil dia, namun karena belum rezekinya. Dia harus terhenti di tahap awal ataupun di tahap tengah. Hingga akhirnya ada suatu lowongan yang cukup menarik dan dia memutuskan untuk mendaftar.

Perusahaan itu cukup besar dan baru saja didirikan. Tak heran jika seleksinya begitu ketat. Ada total 6 tahapan yang harus dia lewati agar dapat di training di perusahaan tersebut dengan proses gugur di setiap tahapannya. Satu persatu tahap tes dia lewati, hingga akhirnya sebuah pengumuman yang mengantarkan dia menuju tes paling akhir, yaitu Tes MCU.

Sangking senang dan kuatnya keinginan dia untuk dapat segera bekerja. Dia langsung saja bertanya dan mencari informasi mengenai kiat-kiat yang dapat dilakukan agar lulus tahap ini. Tanpa menyaring info yang dia terima. Dia langsung mengingat dan melakukan apa yang disarankan.

Sarannya memang baik, tapi sayangnya dia menganggapnya terlalu berlebihan. Dia sehat dan normal, yah walaupun badannya agak terlalu berisi tapi tidak terlalu menjadi masalah karena tidak ada penyakit serius yang dideritanya.

2 hari menjelang tes, dia mendapatkan informasi bahwa minum susu beruang bisa membuat tubuh lebih sehat dan bisa lulus tes. Tanpa pikir panjang dia langsung membeli 7 kaleng susu beruang dengan harapan agar tes besok lusa dapat menghasilkan hasil yang baik.

7 kaleng susu itu dia habiskan dalam 2 hari. 3 kaleng di hari pertama dan 4 kaleng dihari selanjutnya. Walaupun sudah minum susu, dia tetap makan seperti biasa dengan porsi biasa.

Bisa kalian bayangkan berapa kalori total yang masuk dalam tubuhnya, apalagi susu yang diminumnya merupakan susu sapi steril non low fat. 

Di hari H, dia begitu percaya diri bahwa dia siap dengan hasilnya. Tes kesehatan pun dilakukan, dan dia diminta untuk menunggu info selanjutnya. Selang 2 minggu, dia ditelpon oleh panitia untuk hadir dalam pertemuan dalam rangka membahas hasil dari tes kesehatan dia.

Dia bingung karena statusnya yang masih nerawang-nerawang. Entah panggilan itu akan menjadi kabar baik atau buruk baginya.

Besoknya dia hadir dalam pertemuan. Dia bertemu dengan 2 orang bapak yang membawa bungkusan berkas hasil kesehatan dia. Namun apa yang dia terima??

2 bapak tersebut menjelaskan bahwa kadar gula dalam darah sebelum puasa dia memiliki nilai range diatas status normal atau dengan kata lain hasilnya melebihi angka normal. Dia bingung karena selama ini tidak pernah memiliki riwayat penyakit gula.

Si 2 bapak tersebut berpendapat bahwa dia tidak berpuasa seperti apa yang disuruh. Tapi sekali lagi dia sudah melakukan persis apa yang disuruh.

Lalu apa yang salah? Apa karena susu? Entahlah, namun yang jelas tubuh memiliki sistem kerja yang kompleks dan rumit. Mungkin tubuh menerima terlalu banyak lemak dari hari biasanya sehingga mengubah semuanya menjadi glukosa yang siap digunakan menjadi energi. Karena si peminum tidak terlalu banyak gerak, membuat gula dalam darahnya masih terkandung. Tapi entahlah, masih menjadi sebuah misteri.

Tapi syukurlah, karena dia diminta untuk tes kesehatan ulang. Dan dia berharap agar tes kali ini dapat menghasilkan hasil yang baik.

Tes kali ini, dia tidak melakukan seperti apa yang ia lakukan kemarin. Dia hanya tetap makan normal 3 kali sehari dan minum air mineral dalam jumlah yang pas lebih dikit.

Entah benar atau tidak. Tapi melalui cerita itu, kita dapat memetik pelajaran bahwa sesuatu hal tidak perlu dipikir dan dilakukan secara berlebihan. Karena terkadang sesuatu yang berlebihan bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri. Kita hanya perlu cermat dalam melakukan tindakan yang memang benar.
Sibayukun
Sibayukun Pria mochi yang suka bergalau, suka ngemil, suka ngedekem di kamar, suka ngegambar, suka melamun, dan kadang cheesy. Hahahah

Posting Komentar untuk "Tes Kesehatan Memang Tidak Boleh Dianggap Sepele, Tapi Tidak Juga Boleh Dianggap Berlebihan"